Berkenalan dengan Twin Karamoy, YouTuber yang Mengangkat Sisi Legendaris Balikpapan
Penulis: Nur Rizna Feramerina
Senin, 03 Mei 2021 | 1.734 views
Balikpapan, Presisi.co – Mendulang fulus dari AdSense YouTube merupakan cita-cita banyak generasi milenial saat ini. Namun tak begitu dengan Shawn Nathalia Karamoy dan Sharon Nathaly Karamoy. Saudari kembar ini tak terlalu memusingkan dollar yang akan dihasilkan dari media sosial berbasis video itu. Mereka mengaku menjadi content creator hanya untuk mengisi waktu luang.
Melalui channel Twin Karamoy, mereka memproduksi konten sejak 2019. Video pertama yang diunggah mengenai Rumah Plengkung di dekat Rumah Sakit Pertamina Balikpapan. Saat itu, Rumah Plengkung sempat booming karena bentuknya yang unik dan peninggalan Belanda.
“Rumah Plengkung itu punya keluarga kami. Banyak orang yang mau lihat isinya. Akhirnya kami buatkan video saja," jelas Shawn.
Setelah video itu tayang, Shawn dan Sharon mulai rutin memproduksi video setiap pekan. Biasanya, mereka mengunjungi tempat-tempat legendaris di Balikpapan. Seperti tempat makan maupun tempat bersejarah lainnya.
Di antara rumah makan yang pernah disambanginya Bondy, Rumah Makan Cendrawasih, Depot Namin di Kebun Sayur, dan beberapa warung di belakang Kantor Pos Balikpapan.
Namun selama enam bulan awal pandemi, konten-konten Twin Karamoy stagnan. Sebab mereka tidak berani keluar rumah.
Selain konten kuliner dan tempat legendaris, tak jarang mereka membuat video keseharian. Salah satunya konten bertajuk Bahasa Balikpapan yang saat ini menembus 14 ribu viewers. Hingga saat ini, YouTube Twin Karamoy memiliki 893 subscribers dengan 83 video.
Suami mereka turut berperan dalam membuat konten. Mulai dari membantu menyunting video hingga menyiapkan barang-barang kebutuhan konten. "Jadi kamerawan, editor, wardrobe, dan lain-lain," ungkap Sharon diiringi tawa.
Twin Karamoy merupakan pengusaha thrift shop di Ruko Balikpapan Baru bernama De Nathalys. Sebelum dijadikan tempat thrift shop, ruko milik Sharon itu merupakan sebuah gym. Dari 2009 hingga 2020, gym itu berjalan lancar. Namun sejak pandemi, Sharon terpaksa menutupnya dan beralih ke bisnis thrift shop. (*)