Viral Pernyataan Gubernur Isran Terkait Penutupan Bandara dan Pelabuhan, Muhammad Samsun: Tidak Benar Itu!
Penulis: Cika
Selasa, 20 April 2021 | 629 views
Samarinda, Presisi.co - Pernyataan Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor kembali bikin heboh dan mengejutkan masyarakat, utamanya warganet di jagat maya. Niat hati ingin melarang masyarakat mudik Idulfitri, pernyataan Isran malah memancing kegaduhan, dengan pernyataan jika dirinya akan menutup bandara dan peabuhan di Kaltm per 26 April 2021 mendatang.
Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun ikut berkomentar mengenai adanya kabar tersebut. Samsun sapaan karibnya, menghimbau agar warga jangan panik. Menurutnya hal tersebut tidak mungkin terjadi. Mengingat keputusan untuk menghentikan aktivitas bandara ataupun pelabuhan berada di Pemerintah Pusat. Sehingga dapat dipastikan bahwa kabar tersebut tidak lah benar adanya.
"Bandara dan pelabuhan itu yang bisa menutup siapa? itu kan hanya ada di kementrian atau pemerintah pusat. Pengelola Bandara itu Angkasa Pura, kan patuhnya di kementrian. Gubernur sifatnya koordinasi. Jadi apa yang perlu dikhawatirkan," Ungkapnya ketika dikonfirmasi media ini Senin (19/4/2021) sore.
Politisi PDIP itu mengatakan, bahwa wajar apabila sempat terjadi kepanikan ditengah masyarakat mengenai larangan mudik. Apalagi dengan adanya kabar penutupan bandara dan pelabuhan. Hal ini dikarenakan masyarakat hanya terpacu dengan statement dari kepala daerah.
"Cuma, orang awam kan mendengar dari statemen kepala daerah yang terkadang bikin shock begitu. Yang pasti kalau sampai menutup Bandara sama pelabuhan, itu (kabar) tidak benar lah," sambungnya.
Menurut Samsun, imbauan larangan mudik yang belakangan gencar dilakukan oleh pemerintah ditujukan untuk menghindari mobilisasi penyebaran COVID-19. Mengingat pandemi hingga saat ini belum benar-benar hilang dari negeri ini. Oleh sebab itu, pemerintah pusat kembali menghimbau dan melarang untuk mudik di lebaran di tahun ini.
"Namun permasalahannya kan begini, mudik lebaran memang bisa kita cegah. Namun apakah bisa sebelum dan sesudah lebaran tidak terjadi arus mudik dan sebagainya. Jadi tetap lah, namanya mobilisasi. Cuman kita tetap harus mengantisipasi boleh saja. Artinya, itu pun pasti akan ada orang untuk mencari solusi mudik," ucapnya.
Mengenai kabar adanya himbauan Gubernur yang sampai harus menutup Bandara dan Pelabuhan di Kaltim. Menurut Samsun apabila hal itu sampai terjadi, tentunya akan menimbulkan permasalahan baru. Dengan penutupan waktu selama 23 hari, dimulai dari 26 April hingga 17 Mei, sama saja Kaltim sedang mengisolasikan diri.
Yang menjadi permasalahannya adalah, kondisi Kaltim saat ini belum bisa mandiri dan belum berdaulat dibidang pangan, ekonomi, jasa dan pelayanan. Sehingga diperlukan pertimbangan yang cukup matang untuk mengambil keputusan tersebut.
"Sampai harus mengisolasi diri 23 hari. Pertanyaannya, mampu kah Kaltim? Tentunya dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan itu semua," katanya.
Samsun turut menyoroti, apabila benar keputusan penutupan bandara dan bandara benar dilakukan. Tentu harus ada kejelasan, mengenai apakah keputusan tersebut hanya untuk larangan bagi para pemudik atau untuk seluruh aktivitasnya.
"Tetapi kalau ada kata menutup bandara dan pelabuhan, itu kan berarti semuanya tertutup. Jadi karena penutupan dalam waktu cukup lama, menurut saya perlu dipertimbangkan lagi. Terkait dengan kedaulatan ekonomi dan pangan kita, masih tergantung dengan daerah luar. Seperti pulau Jawa dan Sulawesi," pungkasnya.