Harga Pangan Meningkat, BI Kaltim: Inflasi Masih Terkendali
Penulis: Presisi 1
Senin, 05 April 2021 | 680 views
Samarinda, Presisi.co - Pada Maret 2021, Kaltim mengalami inflasi pada level yang terkendali. Indeks harga konsumen (IHK) Kaltim pada Maret 2021 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,20 persen (month to month). Ini sedikit lebih tinggi dari inflasi pada Februari lalu sebesar 0,18 persen (month to month).
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono menerangkan, secara tahunan, inflasi IHK Maret 2021 tercatat sebesar 0,74 persen (year on year) atau inflasi secara tahun kalender tercatat sebesar 0,53 persen (year to date).
Berdasarkan kelompok pengeluarannya, sebut Tutuk, inflasi Maret 2021 utamanya bersumber dari kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat meningkat dari 0,40 persen (month to month) pada bulan sebelumnya, menjadi 1,10 persen (month to month) pada Maret 2021.
Tutuk menyebut, beberapa komoditas pangan harganya naik seiring terbatasnya pasokan, serta adanya peningkatan permintaan masyarakat. “Berdasarkan komoditasnya, cabai rawit, ikan layang, dan daging ayam ras menjadi komoditas utama penyumbang inflasi Maret 2021,” ucap Tutuk kepada Presisi.co.
Ketiga komoditas tersebut, lanjutnya, masing-masing harganya naik sebesar 28,72 persen (month to month), 10,62 persen (month to month), dan 1,94 persen (month to month). Itu menyebabkan pembentukan inflasi di Benua Etam mencapai 0,24 persen (month to month).
Dijelaskan Tutuk, kenaikan harga cabai rawit terjadi di skala nasional. Ini seiring menurunnya pasokan di daerah sentra akibat gangguan produksi. “Sementara kenaikan harga ikan layang disebabkan terganggunya penangkapan ikan lantaran curah hujan dan gelombang yang sedang tinggi,” papar Tutuk.
Di sisi lain, peningkatan harga daging ayam ras disebabkan berlanjutnya kebijakan kebijakan culling and cutting. Sehingga membatasi produksi daging ayam ras. “Ini sebagai langkah menstabilkan harga pasca rendahnya daging ayam ras pada periode sebelumnya,” imbuhnya.
Meski demikian, peningkatan inflasi Kaltim lebih lanjut tertahan deflasi pada kelompok transportasi. Nah, kelompok transportasi ini mengalami deflasi sebesar 0,39 persen (month to month) setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,49 persen (month to month). “Deflasi kelompok tersebut disebabkan pemberlakuan PPKM di Kaltim. Sehingga membatasi bepergian,” ulasnya.
Untuk mengendalikan inflasi, BI Kaltim selalu berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim. Pada Maret 2021, TPID Kaltim mengadakan Gelar Pasar Tani pada Sabtu 20 Maret 2021. Ini upaya untuk mengendalikan inflasi. “Rencananya kami rutinkan. Ini juga upaya menstabilkan harga pangan yang bergejolak di Kaltim,” tuturnya.
Selain itu, papar Tutuk, telah dilakukan high level meeting (HLM) TPID Balikpapan dan rapat koordinasi TPID Samarinda yang membahas langkah strategis pengendalian inflasi tahun ini. (*)