Stunting Meningkat, Belum Ada Kepastian Kapan Posyandu Balikpapan Dibuka
Penulis: Nur Rizna Feramerina
Senin, 05 April 2021 | 545 views
Balikpapan, Presisi.co - Kasus stunting di Balikpapan meningkat hingga 13,2 persen semenjak Covid-19 mewabah. Dari 18.269 balita yang diperiksa, ada 2.416 balita yang dinyatakan stunting. Pada 2019, stunting di Balikpapan hanya berkisar 4,98 persen.
Hal tersebut disebabkan penutupan posyandu selama setahun belakangan. Untuk mengurangi penyebaran pandemi di Balikpapan.
Stunting merupakan gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, perawakan anak lebih pendek dari anak normal seusianya juga memiliki keterlambatan berpikir.
Namun rupanya, peningkatan kasus stunting di Balikpapan merupakan yang terendah se-Kaltim. Hal tersebut dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan Andi Sri Juliarty.
Dinas Kesehatan Balikpapan sulit memantau tumbuh kembang anak karena situasi pandemi. Selama penutupan posyandu, para orangtua mengukur tumbuh kembang anak secara mandiri di rumah. Dari hasil pengukuran tersebut dikirimkan kader tiap RT, kemudian diteruskan ke puskesmas.
Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Balikpapan Rinda Setyawati menjelaskan, pengukuran tumbuh kembang anak secara mandiri mengalami beberapa kendala. Sehingga hasilnya kurang optimal.
"Tak semua rumah ada timbangan dan pengukur tinggi badan. Belum tentu semua orangtua bisa mengukur tinggi badan yang benar. Bisa saja berdiri anaknya tidak tegak," ungkapnya.
Supaya hasil pengukuran optimal, Rinda merekomendasikan timbangan Dacin untuk mengukur berat badan balita. Namun karena timbangan tersebut tidak banyak dimiliki para orangtua di rumah, maka Rinda menyarankan menggunakan timbangan digital.
Mengenai kapan pembukaan posyandu, kata Rinda belum dapat dipastikan. (*)