Peringatan Hari Perempuan Internasional di Samarinda, Mahasiswa Sorot Peningkatan Kasus KBGO
Penulis: Jeri Rahmadani
Selasa, 09 Maret 2021 | 972 views
Samarinda, Presisi.co – Aliansi Anti Seksisme di Samarinda menggelar aksi jalan kaki dan mimbar bebas di sekitaran Taman Samarendah, Senin (8/3/2021) sore. Aksi yang didominasi oleh mahasiswa itu, dilakukan dalam rangka memperingat hari perempuan internasional atau dikenal International Women's Day (IWD).
Selain memberikan selebaran kepada pengendara yang melintas berisikan apa itu IWD, pihak aliansi yang didominasi mahasiswa itu juga membawa 9 persoalan yang dirasa perlu disorot berkaitan dengan kesejahteraan perempuan.
Tiga diantaranya, terkait pengesahan Rancangan undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS). Pengesahan RUU masyarakat adat. Dan penyampaian maraknya kekerasan berbasis gender secara online yang dirasa perlu mendapat payung hukum.
Humas aliansi, Widia Novi menyebut jika pihaknya turut mendorong peran partisipasi perempuan di dunia politik. Kemudian upaya perlawanan kekerasan diranah pendidikan yang dilakukan oleh siapapun, baik Guru maupun Dosen. Serta dorongan adanya cuti haid, menstruasi, hingga cuti hamil bagi perempuan kala bekerja.
"Wujudkan kesetaraan perempuan," sebutnya kepada Presisi.co.
Dikatakan Widia, data yang dihimpun LBH Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK) mencatat kasus kekerasan berbasis gender secara online tahun 2020 meningkat menduduki posisi kedua setelah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), yakni sebanyak 1.178 kasus.
"Itu menunjukan bahwa pelecehan maupun kekerasan seksual masih menjadi problematika di negara kita," tambahnya.
Peringatan IWD sendiri diketahui bermula pada abad ke-19 tepatnya pada 28 Februari 1909. Maraknya penyuaraan kesetaraan perempuan yang dimanifestasikan dengan bermacam bentuk aksi publik di berbagai belahan dunia itu, kemudian membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengagendakan secara rutin IWD pada tanggal 8 Maret sejak 1975.
Tema IWD tahun ini sendiri adalah 'Choose To Challenge' seperti melansir dari laman resmi terkait.
"Kita semua dapat memilih untuk menantang dan menyerukan bias dan ketidaksetaraan gender. Kita semua bisa memilih untuk mencari dan merayakan pencapaian perempuan. Secara kolektif, kita semua dapat membantu menciptakan dunia yang inklusif," tulis dalam web IWD tersebut.
Selain itu, peringatan IWD juga disambut oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP.PKK) Kota Samarinda, Rinda Wahyuni. Istri Wali Kota Samarinda itu mengatakan bahwa peran dan makna peringatan hari perempuan sedunia sangat berpengaruh dalam pembangunan di masyarakat, baik untuk diri sendiri maupun di sektor pemerintahan.
"Terutama dalam hal keterlibatan berpolitik, serta peran dalam keluarga misalnya menjadi guru pendidik. Sedangkan peran dalam berpolitik adalah sebagai anggota parlemen," ungkapnya usai mengikuti rapat konsultasi rancangan awal RKPD Kota Samarinda Tahun 2020, Senin (8/3/2021) di rumah jabatan Walikota Samarinda.
Dikatakan Rinda Wahyuni, perempuan bisa mengisi jabatan-jabatan promosi di lingkungan pemerintahan, sekaligus mendorong kaum perempuan dalam keterlibatan pembangunan. Hal itu berdasarkan kuota 30% yang pada tahun ini tidak mencukupi.
"Dan yang paling penting adalah semoga kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual pada perempuan akan berkurang," pungkasnya.