search

Daerah

Desa Muara Enggelam Kutai KartanegaraBUMDes KukarProkom Kukar

Gali Potensi Desa, DPMPD Ingin BUMDes di Kukar Contoh Desa Ponggok Klaten

Penulis: Yusuf
Sabtu, 07 November 2020 | 731 views
Gali Potensi Desa, DPMPD Ingin BUMDes di Kukar Contoh Desa Ponggok Klaten
Selain mencontoh BUMDes Ponggok Klaten, sektor pariwisata di Desa Muara Enggelam terus dikembangkan. (Foto : Istimewa)

Tenggarong, Presisi.co – Mendorong tumbuh kembangnya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) terus diupayakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD) Kabupaten Kutai Kartanegara. Karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) ingin pembangunan dimulai dari desa dengan menguatkan ekonomi desa lewat pemberdayaan BUMDes.

Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Ekonomi Masyarakat BPMPD Kukar, Dedi Surianto mengatakan, pemerintah desa (pemdes) harus banyak-banyak belajar dari desa yang sudah sukses mengembangkan BUMDes-nya. Di Kukar sendiri ada Desa Muara Enggelam yang bisa ditiru keberhasilannya karena mampu mengelola usaha listrik komunal atau KLIK ME lewat BUMDes Bersinar Desaku.

“Setiap pemdes kami terus dan bantu bina untuk terus menggali potensi desa yang mereka miliki untuk dikelola oleh BUMDes. Upaya pendampingan juga terus kami lakukan,” kata Dedi Surianto.

Contoh lain desa yang bisa ditiru dan dipelajari kesuksesannya yakni BUMDes Ponggok yang ada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng). Yang mana BUMDes Desa Ponggok yang mengandalkan potensi wisata desa tersebut berhasil meraup keuntungan sekitar Rp14 miliar per tahunnya.

“Saya kira, apa yang berhasil diraih dan dikembangkan BUMDes Desa Ponggok bisa jadi contoh, terutama dalam memanfaatkan potensi desa masing-masing yang dapat menghasilkan. Di Kukar saya kira punya cukup potensi yang bisa digali dan dikembangkan,” katanya.

Dia meyakini, tidak ada desa yang tidak memiliki potensi. Berkaca dari suskesnya BUMDes Ponggok itu, DPMPD Kukar memicu BUMDes melihat potensi desanya lewat apa yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat.

"Usaha itu muncul dari keluhan, bukan dari kepentingan. Setiap pemdes harus melihat apa yang menjadi keluhan dan kebutuhan masyarakat untuk bisa ditangkap menjadi peluang bisnis oleh BUMDes)," tuturnya.

Dia mencontohkan, elpiji 3 kilogram (kg) menjadi kebutuhan vital setiap rumah tangga. Diperkotaan, elpiji 3 kg masih mudah dicari dengan harga yang relatif terjangkau. Namun bagi desa-desa di wilayah pelosok, harganya bisa tembus Rp40 ribu dengan ketersediaan yang terbatas.

Hal-hal seperti itu menurutnya, bisa menjadi peluang BUMDes dalam membangun usahanya dengan memenuhi ketersediaan kebutuhan elpiji di desa. Nantinya DPMPD bisa membantu BUMDes dengan menghubungkan ke stakeholder terkait untuk mempermudah ketersediaan barang.

"Kami bekerja sama dengan MGRM (Mahakam Gerbang Raja Migas) menyediakan gas, karena MGRM sendiri bisa menghubungkan dengan pihak Pertamina. (Dan saya kira ini bisa ditangkap jadi peluang oleh teman-teman BUMDes)," ujarnya. 

Editor : Oktavianus