Cari Walikota Samarinda, Warga SKM Tuntut Kejelasan Dana Santunan
Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 08 Juli 2020 | 1.329 views
Samarinda, Presisi.co - Ratusan warga yang bermukim di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) kembali memblokade jalan dan meminta untuk segera bertemu dengan Walikota Samarinda, Syaharie Jaang.
Aksi ini berlangsung tepat dihadapan Pasar Segiri di Jalan Dr Soetomo, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, Rabu (8/7/2020)
Warga mendesak Pemkot Samarinda untuk menuntaskan janjinya terkait penyaluran uang santunan yang harusnya mereka terima sebelum bangunannya di bongkar.
"Kami ingin beliau (Walikota) menunjukkan sikap sebagai seorang pemimpin," sebut Sekretaris Forum Komunikasi Masyarakat Pasar Segiri RT 28, Sudirman Akbar.
Dari data yang mereka miliki, baru 7 bangunan yang disebut Pemkot telah terbayar. Data tersebut juga disebutnya masih simpang siur mengingat Pemkot disebutnya tak ingin terbuka atas data yang di maksud.
"Warga RT 28 banyak yang tak menerima itu. Kalian (Pemkot) tak ada realisasi," kata Akbar.
Sementara itu, Kepala Bidang Trantibum Satpol PP Samarinda Yosua menyebut, sudah 43 bangunan terdata menerima santunan. Sedangkan, untuk daftar penerima tak bisa dipastikannya, mengingat ada sejumlah pihak yang memiliki lebih dari satu bangunan.
"Per 1 Juli ada 7 rumah, Per 8 Juli ada 36 rumah," sebutnya.
Sedangkan, untuk data bangunan yang akan di bongkar, disebut Yosua berjumlah 210 bangunan, khusus di RT 28.
Foto : Peta sebaran bangunan yang akan di bongkar (merah dan hijau) oleh Pemkot Samarinda. Hijau (telah terbayarkan), merah (belum), biru (bangunan Pemkot).
Bahkan, lanjut Yosua saat aksi pada Selasa (6/7) kemarin pihaknya telah bersepakat dengan Ketua RT 28, untuk membongkar bangunan yang telah dibayarkan oleh Pemkot Samarinda.
"Itu kesepakatan kemarin, makanya saat ada warga yang menolak, kami juga bingung," sebutnya.
Kepala Satpol PP Samarinda Muhammad Darham menyebut hingga saat ini pihaknya masih menanti warga membuka barikade jalan sebelum lanjut membongkar bangunan yang telah di bayarkan.
"Kalau dibuka barikade ini, 43 bangunan ini yang kami robohkan. Karena ditutup terpaksa kita nunggu pihak kepolisan yang membubarkan," ungkapnya.