Lapas Tenggarong Luncurkan Program Rehabilitasi dan Ketahanan Pangan: Dari Tembok Binaan ke Lumbung Harapan
Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 15 Oktober 2025 | 6 views
Sinergi untuk Kemandirian, Lapas Kelas IIA Tenggarong Jadi Poros Ketahanan Pangan dan Rehabilitasi Warga Binaan.
Presisi.co - Sebuah langkah besar dalam pembinaan warga binaan kembali ditorehkan oleh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tenggarong. Melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan sejumlah instansi strategis, Lapas Tenggarong resmi meluncurkan Program Rehabilitasi Medis dan Ketahanan Pangan, Selasa (14/10/2025), di Pendopo Odah Etam, Tenggarong.
Kerja sama lintas sektor ini melibatkan berbagai pihak yaitu Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Kartanegara, Dinas Pemuda dan Olahraga, RSUD A.M. Parikesit, Bank BRI Cabang Tenggarong, LBH Masyarakat Kalimantan Timur, PKBM Puspa Wijaya, Yayasan Sekata, Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara, PT STBJ, serta sejumlah psikolog profesional.
Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara, Sunggono, yang mewakili Bupati Aulia Rahman Basri, memberi apresiasi tinggi terhadap langkah inovatif tersebut. Menurutnya, kebijakan ini bukan hanya sejalan dengan Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, tetapi juga memberi dampak nyata bagi kemandirian warga binaan.
“Kita mengapresiasi kebijakan Kepala Lapas Tenggarong yang mendukung program Presiden di bidang ketahanan pangan. Harapan kami, program ini tidak berhenti pada seremoni, tapi betul-betul menghasilkan dampak nyata bagi kemandirian para warga binaan,” ujar Sunggono.
Ia menilai, pola pembinaan di Lapas kini telah bergeser dari pendekatan hukuman menjadi pendekatan produktif—mengutamakan pemulihan karakter dan pemberdayaan ekonomi.
Kepala Lapas Kelas IIA Tenggarong, Suparman, menjelaskan bahwa langkah tersebut berlandaskan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, yang menekankan pentingnya pembinaan kepribadian dan kemandirian bagi warga binaan.
“Program Ketahanan Pangan ini adalah komitmen kami untuk mendukung dua dari tiga belas Program Akselerasi Kementerian Hukum dan HAM, yakni memberdayakan warga binaan dan memperkuat potensi mereka dalam menghasilkan produk UMKM,” ujar Suparman.
Berbagai kegiatan produktif tengah disiapkan, mulai dari budidaya tanaman pangan dan sayuran, hingga pengolahan hasil panen. Targetnya, warga binaan tak hanya menguasai keterampilan teknis, tapi juga memiliki nilai ekonomi tambah yang bisa menjadi bekal hidup selepas masa tahanan.
Sekda Kukar menilai, kolaborasi lintas lembaga ini menempatkan Lapas Tenggarong sebagai poros transformasi sistem pemasyarakatan di daerah. Program ini juga selaras dengan RPJMD 2025–2029 serta mendukung 17 Program Pembangunan Daerah yang berbasis gotong royong lintas sektor.
Dinas Pertanian dan Peternakan akan memberi pelatihan vokasional agribisnis dan peternakan. Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara berperan dalam pendampingan akademik dan transfer teknologi. Sementara PT STBJ serta para psikolog profesional akan mendampingi dari sisi rehabilitasi mental dan konseling agar warga binaan memperoleh pemulihan secara menyeluruh — fisik, mental, dan spiritual.
“Rehabilitasi yang sukses bukan diukur dari kerasnya hukuman, tetapi dari kemampuan seseorang untuk kembali menjadi masyarakat yang baik,” kata Sunggono mengutip pesan Bupati Kukar.
Melalui program ini, Lapas Tenggarong diharapkan mampu menjadi model pembinaan modern dan humanis, yang menyeimbangkan antara disiplin, keterampilan, dan kemanusiaan.
“Semoga sinergi ini menjadi langkah strategis menuju ketahanan pangan yang berkelanjutan sekaligus wujud nyata pembinaan yang berorientasi pada perubahan positif,” pungkas Suparman. (*)