Cerita Jemaah Haji Samarinda, Kembali dari Tanah Suci Setelah Menanti Belasan Tahun
Penulis: Muhammad Riduan
9 jam yang lalu | 0 views
Jemaah haji asal Samarinda H. Sunaryo (Kanan) dan H. Mustika Eko Saptudi saat berada di GOR Segiri Samarinda, Rabu 18 Juni 2025.(Presisi.co/Muhammad Riduan)
Samarinda, Presisi.co - Sebanyak 356 jemaah haji asal Kota Samarinda, Kalimantan Timur yang tergabung dalam Kloter 2 akhirnya tiba di Tanah Air dengan selamat usai menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji di Tanah Suci.
Rombongan ini mendarat di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, lalu berlanjut ke Samarinda dan berkumpul di kawasan GOR Segiri Samarinda, Rabu 18 Juni 2025 sore.
Di antara para jemaah, banyak kisah haru dan penuh rasa syukur yang dibagikan. Salah satunya datang dari H. Sunaryo (62), warga Jalan M. Said, Loa Bahu, yang menyebut ini merupakan haji pertamanya setelah penantian panjang selama 12 tahun.
“Alhamdulillah, berkat bantuan Allah Subhanahu Wa Ta'ala semua rangkaian ibadah dari tawaf, sa’i, wukuf, hingga ke Madinah dan Makkah berjalan lancar. Dari berangkat sampai kembali tetap 356 orang, semua dalam keadaan sehat walafiat,” ungkapnya dengan mata berbinar.
Sunaryo yang dulunya karyawan Pertamina yang ada di Cendana, Kota Samarinda itu juga menyampaikan apresiasinya terhadap layanan yang diberikan selama menjalankan ibadah.
“Pelayanan luar biasa. Dari makanannya, buah-buahannya, semua tersedia dan memuaskan,” tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan H. Mustika Eko Saptudi, warga Loa Bakung, Sungai Kunjang, yang mengaku telah menunggu selama 13 tahun untuk bisa berangkat haji.
“Kalau dibilang bahagia, ya sangat bahagia. Campur aduk perasaannya. Alhamdulillah ini haji pertama saya,” katanya.
Mustika Eko Saptudi menilai akomodasi dan layanan makanan tergolong memuaskan. Namun ia mengakui adanya sedikit kendala di sektor transportasi karena kepadatan jemaah.
“Transportasi kadang terlambat, mungkin karena jemaah padat sekali. Tapi itu masih bisa dimaklumi,” tuturnya.
Sementara itu, H. Abdul Karim (61), jemaah lainnya yang juga menunggu selama 13 tahun untuk bisa berangkat, menekankan pentingnya menjaga fisik selama menjalankan ibadah haji.
“Karena haji ini adalah ibadah fisik juga, kita harus benar-benar menjaga stamina. Tapi Alhamdulillah semua berjalan lancar,” ucapnya.
Meski suhu di Makkah bisa mencapai 46 derajat Celsius, para jemaah asal Samarinda ini tetap menjalani seluruh rangkaian ibadah dengan khidmat dan penuh keikhlasan.
Kepulangan para jemaah disambut penuh haru oleh keluarga. Doa dan syukur dipanjatkan, sebagai penutup dari perjalanan spiritual yang panjang dan bermakna. Ibadah haji tahun ini menjadi bukti keteguhan hati dan kesabaran, yang akhirnya berbuah manis di Tanah Suci. (*)