search

Berita

Yahya WaloniUstaz Yahya WaloniUstaz Yahya Waloni meninggal duniakisha mualaf Ustaz Yahya Waloni

Ada Firasat? Ustaz Yahya Waloni Ternyata Pernah Ramal Kematiannya Satu Tahun yang Lalu

Penulis: Rafika
2 jam yang lalu | 0 views
Ada Firasat? Ustaz Yahya Waloni Ternyata Pernah Ramal Kematiannya Satu Tahun yang Lalu
Ustaz Yahya Waloni. (net)

Presisi.co - Kisah Ustaz Yahya Waloni kembali menyita perhatian publik setelah ia wafat saat menyampaikan khutbah Salat Jumat pada Jumat, 6 Juni 2025. Salah satunya adalah cerita tentang bagaimana dirinya menginginkan kematian.

Ustaz Yahya Waloni pernah menyampaikan keinginannya untuk segera dipanggil Allah. Ucapan itu ia sampaikan sekitar satu tahun lalu, saat menyampaikan ceramah setelah mendengar kabar wafatnya Habib Hasan Assegaf pada 13 Maret 2024.

"Tadi pagi Habib Hasan Assegaf kembali ke Rahmatullah," katanya dilansir pada Sabtu, 7 Juni 2025.

Ia lalu melontarkan pernyataan yang seolah meramalkan dirinya sendiri. "Jangan-jangan tahun depan nama saya sudah tak ada lagi, sudah kembali ke Rahmatullah," celetuknya.

Meski terdengar seperti gurauan, ternyata keinginan tersebut merupakan sesuatu yang kerap ia panjatkan dalam doa-doanya. Pria berusia 54 tahun ini mengaku tidak takut mati, bahkan menantikannya.

"Ibu bapak pikir saya takut, justru saya tunggu-tunggu. Lama sekali Kau panggil saya mati," ungkapnya.

Setiap malam saat salat tahajud, ia berdoa agar segera dipanggil pulang oleh Sang Pencipta. "Setiap Tahajud malam itu doa saya. Kapan akhirnya aku dikubur ya Allah," tambahnya.

Mengetahui sang suami sering berdoa agar segera dipanggil Allah, istri Ustaz Yahya Waloni pun kerap menegurnya.

"Sampai bini saya bilang jangan doa begitu Pak. Dia selalu menegur," katanya.

Ustaz Yahya menyebut keinginannya meninggalkan dunia ini bukan tanpa alasan. Ia merasa lelah dan muak melihat kondisi dunia yang dipenuhi kemunafikan, apalagi di kalangan pejabat yang menurutnya tak lagi menjalankan ajaran agama dengan benar.

Menurutnya, 80 persen orang di pemerintahan adalah orang-orang munafik.

"Setiap hari Islam semakin hancur," tegasnya.

Terlebih, ia menyebut banyak dai dan ulama yang benar-benar berdakwah di jalan Allah satu per satu telah meninggal dunia.

"Lebih baik saya mati," ujarnya di hadapan jemaah yang mengikuti ceramahnya.

Ustaz asal Manado ini dikenal memiliki gaya dakwah yang frontal dan tanpa blak-blakkan dalam menyuarakan ajaran Islam yang ia yakini sebagai kebenaran.

Ia sendiri tidak menampik bahwa pendekatannya dalam berdakwah terbilang keras dan cenderung radikal.

Meski pernah dipenjara akibat kasus penistaan agama karena menghina agama Kristen dan menyebut Kitab Injil palsu, mantan pendeta itu tetap teguh dengan gaya dakwahnya.

"Yahya Waloni dipenjara ciut nyalinya. Justru saya tambah radikal, tambah keras. Sekali harimau tetap harimau tidap pernah jadi kucing," paparnya. (*)

Editor: Redaksi