Diklaim Bisa Disiplinkan Anak Nakal, Apa Saja Kegiatan Siswa yang Dikirim KDM ke Barak Militer?
Penulis: Rafika
18 jam yang lalu | 80 views
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi berbincang dengan siswa saat program pendidikan karakter dan kedisiplinan di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Bandung, Jawa Barat. (Tim Media KDM)
Presisi.co - Program pembinaan siswa bermasalah di barak militer yang digagas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), tengah menjadi sorotan publik dari berbagai kalangan. Program ini disebut mampu memberi efek jera bagi siswa yang kerap bermasalah.
Publik lantas dibuat penasaran soal lapa saja yang dijalani siswa-siswa tersebut di barak militer.
Apalagi, setelah viral video TikTok unggahan akun @/libragenk8 yang memperlihatkan seorang siswa menangis dan memeluk ibunya setelah menjalani pembinaan di barak militer.
Video itu memancing rasa penasaran warganet soal kegiatan di dalam barak militer.
"Maaf sebelumnya disananya ngapain, apa seperti sekolah biasa?" tanya salah satu netizen, dikutip Selasa, 13 Mei 2025.
Berdasarka informasi yang Presisi.co himpun, program ini ditujukan bagi siswa yang sudah tidak bisa lagi ditangani oleh pihak sekolah maupun orang tua.
Para orang tua yang menyetujui anaknya ikut pembinaan, menandatangani surat pernyataan resmi untuk menyerahkan penanganan kedisiplinan anak mereka ke pihak militer.
Meski terkesan keras, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa pendidikan formal dan dukungan psikologis tetap diberikan selama masa pembinaan.
Dalam kunjungannya ke Resimen 1 Kostrad, Purwakarta, KDM bersama Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, menyampaikan bahwa siswa tetap mengikuti kurikulum sekolah asal dan menjalani ujian sesuai jadwal.
Pihak Bupati Saepul Bahri menegaskan para siswa tetap menjalani proses belajar sesuai kurikulum sekolah asalnya. Ujian pun tetap dilaksanakan sesuai jadwal masing-masing.
Untuk menunjang hal tersebut, para guru dari sekolah asal secara berkala datang ke barak untuk memberikan pelajaran langsung di lokasi. Sistem ini dibuat agar siswa tetap terhubung dengan sekolah dan tidak tertinggal dalam pendidikan formal.
Selain pendidikan formal, program ini juga menyediakan pendampingan mental dan spiritual dengan kehadiran guru BK dan psikolog. Siswa mendapatkan bimbingan dari guru BK dan psikolog melalui berbagai kegiatan seperti konseling, tes psikologi, sesi refleksi, serta penguatan moral lewat ceramah dan kajian keagamaan.
KDM menegaskan, tujuan program ini adalah pembentukan karakter, bukan hukuman. Setelah masa pembinaan selesai, para siswa akan melanjutkan pendidikan di sekolah khusus dengan pengawasan lebih ketat.
Rencana ke depan, KDM akan menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) sebagai payung hukum pelaksanaan program ini.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Jawa Barat, Siska Gerfianti, menerangkan program pembinaan di barak militer ini ditujukan bagi siswa-siswa yang terlibat dalam pelanggaran berat.
Jenis pelanggaran yang dimaksud mencakup aksi perundungan, penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual, keterlibatan dalam tawuran atau geng motor, serta kebiasaan membolos sekolah, mabuk-mabukan, dan kecanduan rokok.
Selain itu, siswa yang menunjukkan perilaku kekerasan, baik terhadap orang lain maupun terhadap diri sendiri, serta mereka yang mengganggu ketertiban umum, turut menjadi sasaran program ini.
Di barak militer, para siswa akan menjalani pembinaan secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan mental. Mereka juga dibekali dengan nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, serta pemahaman akan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat, tanpa mengabaikan kurikulum pendidikan formal.
KDM mengonfirmasi alokasi anggaran Rp6 miliar untuk program ini dan mengungkapkan tingginya minat masyarakat yang ingin mendisiplinkan siswa nakal.
Untuk Siswa SMP ditempatkan di barak Resimen 1 Sthira Yudha/Kostrad, sedangkan siswa SMA di Rindam III/Siliwangi selama beberapa minggu. Setelah itu mereka akan dipindahkan ke sekolah khusus di kabupaten masing-masing dengan pengawasan khusus dari guru dan anggota TNI. (*)