Trump Tunda Kenaikan Tarif untuk Puluhan Negara Termasuk Indonesia, Khusus China Naik Jadi 125%
Penulis: Rafika
Jumat, 11 April 2025 | 190 views
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (REUTERS)
Presisi.co - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, resmi menangguhkan kenaikan tarif resiprokal selama 90 hari bagi puluhan negara, termasuk Indonesia.
Namun, kebijakan ini tidak berlaku bagi China. Justru sebaliknya, Negeri Tirai Bambu itu malah mendapat kenaikan tarif yang sangat signifikan.
Mengacu pada pernyataan resmi Gedung Putih, Rabu (9/4), tarif resiprokal terhadap sebagian besar negara diturunkan menjadi 10 persen dan mulai berlaku sejak 5 April lalu.
Penurunan sementara ini berlaku selama 90 hari. Tak hanya itu, pemerintah AS juga membuka ruang negosiasi dagang dengan negara-negara terkait.
Namun, China tidak termasuk dalam daftar negara yang mendapat penundaan atau penurunan tarif tersebut. Sebaliknya, tarif terhadap China justru dinaikkan dari 34 persen menjadi 125 persen.
Gedung Putih menyebut sikap balasan China yang menaikkan tarif terhadap produk AS hingga 84 persen sebagai bentuk "tidak hormat." Sikap China tersebut membuat Trump merasa perlu bertindak lebih keras.
Trump juga tidak memberikan keringanan kepada sejumlah negara lain yang ia anggap sebagai "penentang terburuk" dalam perdagangan. Menurutnya, negara-negara ini menjalankan praktik perdagangan yang tidak adil dengan AS.
Di antaranya adalah 27 negara anggota Uni Eropa, Vietnam, dan Afrika Selatan. Negara-negara ini dikenai tarif yang bervariasi mulai dari 11 persen hingga lebih dari 100 persen, tergantung jenis komoditas dan volume perdagangan.
Dalam unggahannya di platform media sosial Truth Social, Trump menegaskan bahwa penangguhan tarif selama 90 hari hanya berlaku bagi negara-negara yang tidak membalas kebijakannya.
Sementara itu, kenaikan tarif untuk China akan diterapkan tak lama lagi.
"Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari di mana mereka mengelabui AS dan negara-negara lain tidak dapat lagi dilakukan atau diterima begitu saja," tulis Trump.
Berbicara di hadapan awak media di luar Gedung Putih pada Rabu (9/4), Trump menjelaskan alasan di balik kebijakan barunya terkait tarif resiprokal. Ia menyebut bahwa perubahan kebijakan ini dilakukan karena "banyak orang menjadi bergairah".
"Saya melakukan jeda 90 hari untuk orang-orang yang tidak membalas karena saya memberi tahu mereka 'jika Anda membalas, kami akan menggandakannya'," kata Trump.
China, lanjut Trump, menjadi contoh nyata dari peringatan itu. "Dan itulah yang saya lakukan terhadap China," ujarnya. (*)