Bolehkah Umat Muslim Mengucapkan Selamat Natal? Simak Penjelasan Habib Umar bin Hafidz
Penulis: Rafika
13 jam yang lalu | 123 views
Presisi.co - Ulama kondang asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz, memberikan pandangannya terkait hukum mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani.
Menurutnya, mengucapkan selamat Natal tidak menjadi masalah selama tidak mengikuti perayaan hari besar umat Kristiani tersebut.
"Pembicaraan tentang mengucapkan selamat untuk orang kafir dan lainnya, selama di dalamnya tidak ada peniruan, tidak ikut serta dengan mereka, dan tidak mengucapkan kalimat yang tidak diterima oleh syariat, maka di dalamnya tidak ada yang melanggar perintah Allah," ujar Habib Umar seperti di dalam video yang dibagikan ulang akun TikTok @ahmad.qusyairi1.
Lebih lanjut, Habib Umar melarang umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal m, terutama jika dalam acara tersebut terdapat unsur yang bertentangan dengan ajaran Islam.
"Jika perayaan diadakan dengan mengerjakan yang haram, maka ini tidak diperbolehkan. Namun, jika seseorang bergembira dengan kelahiran Nabi Isa dan pada hari itu ia mengadakan peringatan, maka hal itu tidak menjadi masalah," lanjutnya.
Ia juga menuturkan, menghadiri perayaan dengan unsur kekufuran atau menyetujui kemusyrikan dapat menyebabkan seseorang keluar dari Islam.
"Jika ia menyetujui kekufuran itu, maka ia pun menjadi kafir. Jika ia menyetujui perbuatan yang disepakati keharamannya, maka menjadi kafir," tegas Habib Umar.
Oleh sebab itu, dirinya menegaskan tiap Muslim tak boleh menghadiri perayaan Natal atau semacamnya yang mana menempatkan Nabi Isa sebagai Tuhan.
"Ada asasnya dalam menghadiri perayaan itu. Haram hukumnya menghadiri perayaan atau perkumpulan yang ada minuman keras. Apalagi jika di dalamnya ada kemusyrikan, penyebutan lafaz yang menuhankan Nabi Isa," ujar Habib Umar.
Namun, jika umat Muslim ingin mengucapkan selamat Natal tanpa mengikuti perayaannya, Habib Umar menyarankan agar menggunakan kalimat yang sesuai dengan syariat Islam.
"Jika ia menghadirinya meski tidak menyetujuinya, maka kami katakan Anda telah melakukan kemungkaran besar di dalam syariat. Jika ia tidak menghadiri perayaannya, namun mengucapkan kalimat untuk memberikan rasa senang, kata-katanya harus tepat," jelasnya.
Pendapat Habib Umar ini sontak saja menarik perhatian warganet. Sejumlah warganet menyimpulkan bahwa ucapan selamat yang dianjurkan adalah dengan menekankan kelahiran Nabi Isa sebagai nabi, bukan sebagai Tuhan.
"Intinya, beliau mengucapkan selamat atas kelahiran Nabi Isa bin Maryam, bukan anak Tuhan," komentar salah satu warganet dengan akun @sam***.