Kesal Tak Diakui Keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, Gus Miftah: Jancuk
Penulis: Rafika
4 jam yang lalu | 28 views
Presisi.co - Miftah Maulana alias Gus Miftah masih menjadi sorotan publik usai kedapatan mengolok pedagang es teh keliling bernama Sunhaji di salah satu pengajiannya. Alhasil, seluk beluk keluarga atau garis keturunan Miftah dikulik oleh warganet.
Bukan tanpa alasan, publik meragukan gelar 'Gus' yang tersemat di nama Miftah imbas sejumlah kelakuannya yang dinilai tak pantas dilakukan oleh seorang pendakwah. Sebagaimana diketahui, 'Gus' merupakan gelar yang diberikan kepada keturunan laki-laki kiai.
Dalam suatu kesempatan, Miftah pernah menyebut dirinya keturunan ke-8 dari ulama besar Kiai Hasan Besari atau Kiai Ageng Muhammad Besari, seorang ulama besar asal Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur.
Namun, klaim nasab Miftah itu dibantah oleh trah Besari. Perwakilan generasi ke-8 Kiai Ageng Muhammad Besari menegaskan tak ada nama Miftah dalam catatan nasab sang ulama.
Terlebih, belakangan ini beredar video adik Miftah Maulana yang mengatakan ia dan sang kakak berasal dari orangtua yang hanya seorang petani dan pedagang sayur.
Tak diakui sebagai keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, Miftah mengungkapkan kekesalannya itu dalam pengajian akbarnya di Tegalsari, Jumat (13/12/2024) lalu.
Kala itu, Miftah sempat menyinggung soal asal-usul keluarga Kiai Ageng Muhammad Besari. Pimpinan Ponpes Ora Aji Sleman itu mengaku kesal dengan orang-orang yang mengaku sebagai keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, tetapi enggan merogoh kocek jika acara keluarga digelar.
"Aku itu sebel orang pada ngaku-ngaku cucunya Mbah Muhammad Besari, tapi kalau ada acara, modal aja enggak mau," ujar Gus Miftah.
Mantan Utusan Khusus Presiden itu tak ambil pusing bila dirinya tak diakui sebagai cucu. Namun, ia menegaskan dirinya selalu senantiasa membantu membantu bila ada acara atau persoalan.
"Saya enggak perlu diakui cucu enggak apa-apa, tapi kalau ada acara aku bantuin," ujarnya.
Gus Miftah juga menyindir orang-orang yang mengaku sebagai keturunan tetapi justru mencari untung dari makam Muhammad Besari.
"Sekarang semuanya rebutan merasa cucunya mbah Muhammad Besari, tapi enggak mau merawat makamnya mbah Muhammad Besari malah cari untung," katanya.
Contohnya, sambung Miftah, orang-orang tersebut suka mengajukan proposal meminta bantuan untuk makam Muhammad Besari. Namun, hasilnya justru digunakan untuk lain hal.
"Bikin proposal kesana-sini tapi hasilnya nggak buat makam. Yang modelnya kayak gitu, jancuk banget," imbuh Gus Miftah sambil mengomel. (*)