Tagana Dinsos Kaltim Edukasi Kebencanaan di SLBN Samarinda
Penulis: Giovanni Gilbert Anras
18 jam yang lalu | 50 views
Samarinda, Presisi.co – Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur menggelar program edukasi kebencanaan bertajuk Tagana Masuk Sekolah (TMS) di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Pembina Samarinda, Jalan Padat Karya, Sempaja Utara pada Selasa 19 November 2024.
Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan keterampilan siswa berkebutuhan khusus dalam menghadapi situasi darurat.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kaltim, Achmad Rasyidi menegaskan pentingnya kesiapan individu. Khususnya kelompok rentan, menghadapi risiko bencana.
“Kesadaran dan keterampilan dasar dalam menghadapi situasi darurat sangat penting, terutama bagi siswa berkebutuhan khusus yang membutuhkan pendekatan penanganan berbeda,” kata Rasyidi dalam sambutannya.
Tim Tagana Dinsos Kaltim memberikan materi secara interaktif, mencakup langkah-langkah penyelamatan diri, perlindungan diri saat bencana, hingga teknik membantu orang lain dalam situasi darurat. Simulasi evakuasi juga dilakukan untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam menghadapi ancaman bencana.
Guru pendamping turut mendukung kegiatan ini dengan memberikan penjelasan tambahan sesuai dengan kebutuhan setiap siswa, memastikan materi dapat terserap dengan baik.
Kepala SLBN Pembina, Siti Lestari menyambut positif program ini. Ia menilai kegiatan tersebut sangat relevan bagi para siswa yang membutuhkan keterampilan praktis dalam menghadapi bencana.
“Kegiatan ini memberikan kepercayaan diri kepada siswa kami, sekaligus membekali mereka dengan keterampilan yang berguna saat menghadapi situasi darurat,” ujar Siti.
Program TMS menjadi bukti komitmen Tagana Dinsos Kaltim dalam mengedukasi masyarakat, khususnya kelompok rentan, mengenai mitigasi bencana.
Edukasi ini dirancang agar inklusif, memastikan seluruh lapisan masyarakat, termasuk siswa berkebutuhan khusus, memiliki kesiapan menghadapi risiko bencana.
“Kami berharap kegiatan ini bisa memberikan dampak positif dan menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran bencana yang lebih luas,” tutup Rasyidi. (*)