search

Berita

Imane Khelifboxing olymipcsolimpiade paris 2024Imane Khelif transgenderpetinju wanita transgender

Imane Khelif Sukses Rebut Medali Emas Olimpiade Paris di Tengah Kontroversi Tuduhan Transgender

Penulis: Rafika
Sabtu, 10 Agustus 2024 | 924 views
Imane Khelif Sukses Rebut Medali Emas Olimpiade Paris di Tengah Kontroversi Tuduhan Transgender
Potret Imane Khelif setelah mendapatkan medali emasnya. (Sumber: EFE)

Presisi.co - Di tengah-tengah kontroversi transgender yang menerpa dirinya, Imane Khelif, petinju asal Aljazair, membuktikan dirinya mampu menyabet medali emas di nomor 66 kg putri di Olimpiade Paris 2024, Jumat (9/8/2024).

Khelif berhasil merebut medali emas usai memukul mundur Yang Liu asal China dengan skor 5-0 di final kelas welter putri.

Pencapaian tertinggi dalam karier Kheli fitu juga mencetak sejarah baru bagi negaranya sebagai satu-satunya petinju putri Aljazair peraih emas Olimpiade, sekaligus mengakhiri penantian panjang 30 tahun bagi tinju Aljazair untuk meraih medali emas kedua.

"Ini mimpi saya selama 8 tahun lamanya, dan sekarang saya seorang juara Olimpiade dan peraih medali emas," ucap Khelif, dilansir dari VOA Indonesia.

Nama Imane Khelif sempat menjadi pusat perhatian publik internasional usai mengalahkan petinju Italia, Angela Carini, hanya dalam kurun waktu 46 detik di Olimpiade Paris 2024.

Namun, penampilan Imane Khelif menuai kontroversi lantaran dirinya diduga seorang pria yang melakukan transgender. Terlebih, perawakan Khelif memang memiliki kemiripan dengan pria alih-alih wanita.

Tudingan miring mengenai jenis kelaminnya itu juga datang dari penulis seri Harry Potter, J.K. Rowling, dan Capres Amerika Serikat, Donald Trump.

"Hal itu turut memberi kesan tersendiri atas kemenangan saya, karena ejekan-ejekan tersebut," sambung perempuan berusia 25 tahun tersebut.

Asosiasi Tinju Internasional (IBA) juga buka suara pekan lalu usai mendiskualifikasi Imane Khelif dan petinju putri asal Taiwan, Lin Yu-ting, dari kejuaraan dunia tahun lalu.

Keputusan ini cukup mengejutkan, mengingat Khelif telah berpartisipasi dalam kompetisi IBA sejak 2018.

Khelif dan Lin Yu-Ting dianggap tidak memenuhi aturan kelayakan gender yang kemudian ditangggapi pihak olimpiade dengan menyebutkan sangat 'cacat'.

"Mereka (IBA) membenci saya, dan saya gak tahu kenapa," heran Khelif.

IBA dilaporkan didominasi Rusia, dan telah diblokir secara permanen dari keikutsertaan Olimpiade setelah diyakini 'tak transparan secara kelembagaan, sportivitas, dan finansialnya'

"Saya seorang perempuan, seperti perempuan lainnya," keluh Khelif, di awal-awal kontroversinya menyeruak.

"Saya lahir sebagai perempuan, hidup sebagai perempuan, dan saya memenuhi syarat."

Tak berselang lama usai kemenangannya di Olimpiade Paris, Khelif di hadapan awak media menyampaikan pesannya kepada masyarakat di seluruh dunia.

"Pesan saya kepada seluruh dunia, bahwa mereka harus menaati nilai-nilai Olimpiade dan mereka harus menghindari bullying (perundungan). Mereka tak sepatutnya merundung orang," ujar Khelif.

“Saya harap kita tak lagi melihat ejekan serupa di Olimpiade-Olimpiade mendatang,” tutupnya. (*)

Editor: Rafika