Pria di Kutai Timur Ditemukan Tinggal Tengkorak, Diduga Lompat dari Tower Akibat Depresi
Penulis: Redaksi Presisi
Sabtu, 13 Juli 2024 | 703 views
Kutai Timur, Presisi.co - Pria berinisial MY (30) di Kutai Timur ditemukan tinggal sisa tengkorak setelah diduga melompat dari tower akibat depresi. Kapolsek Kaliorang, Iptu Muhammad Ridwan, menyatakan bahwa depresi MY disebabkan oleh penolakan keluarganya terhadap pernikahannya dengan seorang wanita berusia 56 tahun.
"Dari keterangan pihak keluarga, korban diketahui mengalami depresi lantaran keluarga tidak setuju korban menikahi wanita yang berusia 56 tahun," jelas Ridwan kepada salah satu wartawan di Samarinda via telepon, Sabtu, 13 Juli 2024.
MY dilaporkan menghilang sejak Kamis, 20 Juni. Sebelum kepergiannya, keluarga mencatat bahwa MY menunjukkan tanda-tanda depresi, seperti sering berjalan kaki tanpa tujuan dan memanjat pohon.
Selain itu, MY kerap mengonsumsi obat batuk dalam jumlah besar, yang semakin menguatkan dugaan keluarganya tentang kondisi mentalnya.
"Jadi sebelum ditemukan meninggal, korban sering jalan kaki dan manjat-manjat pohon, terlebih lagi saat itu korban kerap mengonsumsi 5 sampai 10 sachet obat batuk. Dari situ muncul dugaan keluarga korban mengalami depresi," terang Ridwan.
Penemuan tengkorak MY menggegerkan warga Kabupaten Kutai Timur. Tengkorak tersebut ditemukan di samping Kantor Camat Kaliorang oleh petugas kebersihan kantor yang mencium bau busuk.
"Yang pertama kali menemukan tengkorak manusia itu pekerja kebersihan kantor camat, karena mencium adanya bau busuk," ujar Ridwan.
Mayat MY ditemukan dalam posisi terlentang di semak-semak dekat tower kantor camat pada Jumat, 12 Juli sekitar pukul 10.00 WITA. Ridwan menambahkan bahwa mayat korban diduga telah berada di lokasi tersebut selama sekitar 20 hari.
"Sekitar 20 hari, memang saat mayat korban di sana, pekerja di kantor camat sempat mencium bau busuk, namun pada saat itu mereka mengiranya bau itu dari bangkai hewan," sebutnya.
Setelah evakuasi, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi dan memilih untuk langsung menguburkan MY. Mereka menduga kematian korban murni akibat loncat dari tower.
"Keluarga tidak bersedia dilakukan autopsi karena mau langsung dikuburkan saat itu juga," pungkas Ridwan. (*)