search

Daerah

KaltimMelambung TinggiPariwistaHarga Tiket Pesawat

Harga Tiket Melambung Tinggi, Ini Penjelasan Kemenparekraf

Penulis: Giovanni Gilbert Anras
Senin, 01 Juli 2024 | 227 views
Harga Tiket Melambung Tinggi, Ini Penjelasan Kemenparekraf
Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Dwi Marhen Yono dalam selepas acara di Hotel Harris Samarinda, Kelurahan Karang Asam Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang pada Sabtu, (29/6/2024). (Presisi.co/Gio)

Samarinda, Presisi.co - Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Dwi Marhen Yono menjelaskan bahwa meskipun akses transportasi darat, laut, dan udara tengah mengalami masalah, situasi ini bisa dijadikan peluang.

"Sekarang, kalau tiket pesawat saya rapat 17 kali hanya untuk mengikuti masalah harga tiket ini. Tahun lalu, yang terbang 80 juta orang, sedangkan yang mau terbang 120 juta. Pasarnya sudah 120 juta, tapi penerbangan kita masih di angka 70 persen," ujar Dwi Marhen Yono dalam sebuah pertemuan.

Ia menambahkan, sebelum pandemi, jumlah pesawat yang mengudara di Indonesia mencapai 1200, namun kini hanya sekitar 800.

"Penyebabnya, supply and demand belum normal. Sama seperti usaha rental mobil yang tiba-tiba terhenti karena pandemi, maskapai juga perlu waktu untuk kembali normal," ungkapnya.

Masalah lain yang dihadapi adalah harga avtur yang belum kompetitif. Sebagai pembanding, Singapura memberikan subsidi sehingga harga tiket pesawat lebih murah. Meskipun biaya lain seperti hotel dan makanan di sana lebih mahal.

"Harga avtur menyumbang 39,5% dari biaya tiket pesawat. Sementara itu, harga avtur di Singapura lebih murah Rp4.000 dari Cengkareng dan di Abu Dhabi atau Dubai lebih murah Rp7.000 dari Soekarno-Hatta," kata Dwi Marhen Yono.

Menurut Dwi Marhen Yono, Presiden telah memberikan arahan agar Pertamina segera berbenah dan menjadi lebih kompetitif.

"Kita berharap tahun depan semua bisa pulih. Kami juga berkolaborasi dengan pemerintah pusat melalui PUPR serta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk memperbaiki infrastruktur pendukung," ujarnya.

Sebagai contoh, desa wisata Goa Tapak Raja kini sudah memiliki jembatan yang memudahkan akses dari IKN. Ini adalah salah satu strategi kolaborasi tidak hanya dengan pemerintah pusat tapi juga dengan daerah.

Dwi Marhen Yono juga menyoroti potensi wisata di Sumatera Barat, dengan menyebut nama Ridwan Tulus, salah satu dari 10 pembuat paket wisata terbaik di Indonesia. Ridwan Tulus memilih untuk membatasi jumlah peserta demi menjaga kualitas layanan.

"Salah satu paketnya adalah memandikan gajah di Sumatera. Setiap hari, paket ini hanya dijual untuk 10 orang dengan harga Rp2 juta per orang," jelasnya.

Dwi Marhen Yono menekankan pentingnya fokus pada quality tourism. Karena, Indonesia sendiri memiliki kalender of event yang sudah tersusun dari 110 event nusantara terbaik dan ada 98 event nasional maupun internasional.

Ia berharap, dengan adanya event-event yang sudah diselenggarakan seperti bali marathon, borobudur run dan lain halnya Kaltim dapat memiliki event yang berskala nasional.

Selain event, pemberdayaan UMKM, peningkatan SDM, dan riset terkait apa saja potensi yang dimiliki Kaltim. Ia berharap dari sekian banyaknya potensi, Indonesia bisa mencapai quality tourism.

“Di India, dari 1,3 miliar penduduk, ada sekitar 130 juta yang kaya dan menjadi pasar potensial. Mereka tidak memikirkan harga tiket, tapi menginginkan pengalaman yang unik," katanya.

Kemenparekraf sedang menguji coba dua paket wisata baru yang akan diluncurkan pada Agustus tahun ini. Paket pertama adalah tiga hari dua malam yang dimulai dari Samarinda dan berakhir di Jakarta.
Paket kedua adalah tujuh hari yang mencakup Berau dan sekitarnya.

"Kami bekerja sama dengan Traveloka, tiket.com, dan beberapa agen travel lokal. Kami berharap paket ini akan laku keras setelah IKN menjadi tempat upacara," ujar Dwi Marhen Yono.

Dengan kolaborasi yang baik dan strategi yang tepat, diharapkan pariwisata Indonesia bisa bangkit dan memberikan pengalaman berkualitas bagi wisatawan. (*)

Penulis: Gio
Editor: Ridho M