search

Daerah

pilkada 2024Pengamat Politikuniversitas mulawarmanGen ZGenerasi Muda

Kiat Memikat Suara Gen Z di Pilkada Kaltim 2024

Penulis: Rafika
Senin, 01 Juli 2024 | 347 views
Kiat Memikat Suara Gen Z di Pilkada Kaltim 2024
Pengamat politik Unmul, Budiman. (Ist)

Samarinda, Presisi.co - Suara generasi muda diproyeksikan bakal menjadi rebutan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak, yang diagendakan pada 27 November mendatang.

Menukil data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim, pada 2023 jumlah masyarakat yang termaktub dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), 2,7 juta orang.

Dari jumlah itu, kategori pemilih usia muda yang terdiri dari Milenial dan Gen Z punya porsi cukup signifika, yakni sebesar 61 persen.

Rinciannya, pemilih milenial dengan usia kisaran 27-42 tahun mendominasi sekitar 37 persen atau sebanyak 1 juta pemilih. Lalu generasi di bawahnya, Gen Z usia 26 tahun ke bawah sebanyak 670 ribu pemilih atau 24 persen.

Pengamat politik dari Universitas Mulawarman (Unmul), Budiman, menyebut kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) lalu memanfaatkan media sosial sebagai media kampanye untuk untuk mendongkrak suara pemilih dari kalangan generasi muda.

Menurutnya, hal ini juga harus diterapkan dalam Pilkada Kaltim. Mengingat karakteristik Milenial dan Gen Z yang seringkali menghabiskan waktu bermain media sosial.

“Jadi kalau para calon yang ada tidak bisa memanfaatkan itu (sosial media) untuk mempromosikan visi misinya, mem-framing dirinya atau setidaknya menyampaikan programnya maka akan ketinggalan,” jelas Budiman kepada Presisi.co, Senin (1/7/2024).

Tak hanya sekadar kampanye di media sosial, dosen Fisip Unmul itu juga menegaskan cara penyampaian yang dilakukan oleh para calon haruslah menggunakan pendekatan generasi muda.

“Segmen anak muda itu contohnya lagu yang dipasarkan di media sosial. Kemudian calon yang ada bisa memberikan (konten) just for fun atau dunia santai hiburan maka itu bisa meraih segmen anak muda,” tutur Budiman.

“Termasuk penampilan dan cara berpakaian sangat-sangat menentukan,” tambahnya.

Selain itu, Budiman menguraikan isu yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan kesejahteraan masyarakat sangat krusial dalam konteks Pilkada.

“Artinya calon yang ada harus bisa memunculkan visi-misi atau program yang bisa menciptakan lapangan kerja, kemudian isu pendidikan dan kesehatan,” papar Budiman.

“Bagaimana dia bisa membangun jalan sebagai konektivitas antar kota dan kabupaten, akses internet, air, listrik, apakah sudah tercukupi. Itu yang harus jadi program,” lanjutnya menegaskan.

Ia menambahkan, isu yang paling krusial sebenarnya berkaitan dengan urusan perut atau ketahanan pangan. Menurutnya, kesejahteraan masyarakat akan sia-sia jika pangan sulit didapatkan.

“Itu membutuhkan calon-calon yang ada bisa memberikan visi misi terkait ketahanan pangan karena selama ini (impor) dari Jawa dan Sulawesi,” tutupnya. (*)

Penulis: Rafika
Editor: Ridho M