Indonesia Mulai Alami Kelangkaan Kedelai, Diduga Efek dari Serangan Houthi
Penulis: Redaksi Presisi
Kamis, 28 Desember 2023 | 684 views
Presisi.co - Pasokan kedelai di dalam negeri menurun menjadi ancaman bagi produsen tahu dan tempe. Kelangkaan pada kedelai terjadi akibat adanya pembatasan impor kedelai dengan jumlah yang lebih rendah dari biasanya.
Diduga kelangkaan bahan baku tempe dan tahu itu disebabkan adanya dampak dari aksi pasukan Houthi yang berpengaruh terhadap kapal-kapal komersial yang melalui Laut Merah dan Terusan Suez.
Sepertinya yang telah diketahui, Houthi tengah melakukan penyerahan di Laut Merah untuk membela sekutunya, Hamas. Penyerangan tersebut dilakukan sebab aksi penyerangan Israel yang masih berlangsung di Gaza.
Akibat dari penyerangan Houthi tersebut, banyak kapal atau kontainer yang terpaksa memutar arah mengelilingi Afrika. Sehingga, akibat adanya perubahan jalur yang lebih panjang, kelangkaan pada barang impor serta keterlambatannya berdampak besar bagi perdagangan dunia.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayatullah Suralaga menyampaikan penurunan stok kedelai diakibatkan adanya keterlambatan masuknya kontainer.
Menurut info, menipisnya stok kedelai di dalam negeri akibat terlambatnya masuk kapal/container pengangkut kedelai akibat masalah logistik/serangan Houthi di Laut Merah. Mohon detailnya ditanyakan langsung ke Bapanas," terang Hidayatullah, dikutip dari CNBC Indonesia.
Kelangkaan kedelai tentu berpengaruh terhadap produk tahu dan tempe. Menurut Ketua Umum Gabungan Koperasi Pengrajin Tahu dan Tempe Indonesia (Gapkoptindo) Aip Syarifuddin, produsen tahu dan tempe kini hanya mendapatkan 50 hingga 70% pembelian kedelai dari jumlah normalnya sejak awal Desember 2023.
Terdapat beberapa daerah di Indonesia tidak mempunyai stok kedelai akibat pembatasan pembelian yang dilakukan oleh importir.
"Kedelai di 6 provinis sudah tidak ada. Sekitar 30.000-an perajin tahu dan tempe sudah tidak produksi. Ada juga alasan importir karena angkutan pembatasan. Kami mendesak pemerintah bertanggung jawab mengatasi hal ini,"ungkap Aip, dilansir dari CNBC Indonesia, Kamis (28/12/2023).
Aip juga menyebutkan informasi dari importir pembatasan kedelai terjadi karena adanya masalah logistik. Pihak importir juga menyebut melihat situasi dan kondisi terlebih dulu.