search

Daerah

Positif sabuDP2A Samarindapolresta samarindaBerita Kriminal SamarindaBalita Positif NarkobaTRC PPA Kaltim

DP2A Samarinda Ambil Peran dalam Kasus Balita Positif Narkoba, Enggak Cuma Anak, Ibunya juga Stres Berat

Penulis: Nelly Agustina
Senin, 12 Juni 2023 | 1.081 views
DP2A Samarinda Ambil Peran dalam Kasus Balita Positif Narkoba, Enggak Cuma Anak, Ibunya juga Stres Berat
Ilustrasi. (Sumber: internet)

Samarinda, Presisi.co – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2A) Kota Samarinda melalui Plt Kepala Bidang Khusus Perlindungan Anak Sahidin Ahmad menegaskan bahwa pihaknya akan mendampingi proses pemulihan balita berumur 3 tahun yang diracuni oleh sabu pada Rabu, 7 Juni 2023 lalu.

Hal tersebut ditegaskan Sahidin saat membersamai Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadil berkunjung ke kediaman balita malang tersebut di daerah Kecamatan Samarinda Utara pada Senin 12, Juni 2023.

Dikatakan Sahidin, pihaknya sudah membawa balita yang diduga diracuni sabu oleh tetangganya sendiri ke Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Samarinda untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait kadar narkotika yang berada dalam tubuh balita.

“Sementara juga sudah diambil sampel untuk mendeteksi jenis narkotikanya,” bebernya.

Terkini, Sahidin sampaikan bahwa pihaknya juga tengah menanti agar balita malang tersebut benar-benar pulih dari efek sabu yang diduga kuat berasal dari bong sabu. Selanjutnya, sahidin sampaikan bahwa pihaknya juga menyiapkan psikolog yang akan mendampingi balita dan ibunya.

“Kami akan lakukan pendampingan intensif melalui Psikolog UPT Perlindungan Perempuan dan Anak, karena bukan hanya anak, ibunya juga mengalami stres berat,” sambungnya.

“Kami akan dampingi bahkan sampai ke pengadilan, jika diminta kejaksaan, namanya Laporan Hasil Pendampingan,” tambahnya.

Sementara, kondisi anak kata Sahidin sudah mulai membaik ketika ditemui sedang dalam keadaan tidur setelah tidak dapat tidur 3 hari 2 malam.

“Sekarang tinggal menetralisirkan kandungan obat tersebut, sementara belum diketahui jenisnya apa,” ungkapnya.

Ia mengimbau kepada orang tua agar tidak mudah percaya kepada siapapun bahkan orang terdekat, agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

“Anak jangan ditinggal sendiri, minimal anak diberikan edukasi untuk mendeteksi ancaman misal dengan berteriak, jadi jangan percaya sama orang lain,” pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi