Penulis: Nelly Agustina
Senin, 05 Juni 2023 | 1.094 views
Samarinda, Presisi.co - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda lakukan rapat lanjutan terkait amblasan tanah yang terjadi di Perumahan Keledang Mas di Kantor Kelurahan Sungai Keledang pada Senin, 5 Juni 2023.
Untuk diketahui, amblasan tanah terjadi sudah beberapa tahun terakhir ini, namun paling parah terjadi pada 22 Mei 2023 lalu, dimana mengakibatkan 4 rumah rusak berat.
Analis Bencana BPBD Kota Samarinda, Hamzah mengatakan bahwa berdasarkan identifikasi yang dilakukan pihaknya, amblas di lokasi tersebut terjadi akibat pergeseran tanah dan aliran air yang tidak terserap oleh tanah.
"Memang ada gunung yang tumbuhannya lebat, namun dari jenisnya adalah pohon aren yang memiliki akar serabut, hanya dapat menahan tanah namun tidak menyerap air," ungkapnya.
Terlebih kata Hamzah aliran air yang masuk di gunung tersebut tidak diserap dengan baik karena struktur lapisan tanahnya terdapat batuan lempung yang menolak aliran air, sehingga berdampak pada rumah yang berada di bawah gunung.
"Sifat batuan lempung memang tidak menyerap air, sifatnya memantulkan air, sehingga uang bergerak di bawah rumah warga itu air dan menggeser bangunan," ungkapnya.
Terkait potensi besarnya kata Hamzah akan dapat mengakibatkan longsor.
"Akibatnya dapat longsor, jangka panjangnya pengembang harus menyediakan kolam retensi dan aliran air," ungkapnya.
Rapat kali ini merupakan pertemuan lanjutan, kata Ketua BPBD Kota Samarinda Suwarso bahwa melibatkan seluruh stakeholder termasuk perusahaan pengembangnya.
"Hari ini juga datang pengembangnya PT Baru Samarinda Damai," ungkapnya.
Terkait tindak lanjutnya kata Suwarso setelah kajian dari hasil pengeboran yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) harus dilakukan adalah pemangkasan dari bukit dan pembangunan drainase di bawah gunung.
"Tapi tadi dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kota Samarinda, usulannya perlu kajian mendalam dan perusahaan pengembang harus mencari setplan untuk memadukan langkah selanjutnya," ungkapnya.
Kata Suwarso, pihaknya tidak ingin gegabah dan mengakibatkan bencana yang lebih besar lagi.
"Tapi kami sudah koordinasikan warga untuk segera dipindahkan dan akan diberikan uang sewa selama 3 bulan," ungkapnya.
Ketua RT 22 Aspiransyah membenarkan bahwa peristiwa ini terjadi setelah hujan yang cukup lama dan terdapat 9 unit rumah, dan paling parah terdampak hingga rusak parah terdapat 3 rumah.
"Bahkan sampai hari ini masih terus berlanjut pergeseran tanah," ungkapnya.
Harapannya kata Aspiransyah segera dilakukan pemangkasan gunung karena mengingat kondisi yang kian mengkhawatirkan.
"Takutnya rumah ambruk dan penghuninya masih di dalam, maka kami tekankan untuk dapat ditindak dalam 1-2 hari ini," pungkasnya. (*)