search

Advetorial

Rembuk StuntingStunting SamarindaSamarinda SeberangPenyebab Stunting

Rembuk Stunting, Faktor Sosial dan Ekonomi Paling Mendominasi di Kecamatan Samarinda Seberang

Penulis: Nelly Agustina
Jumat, 26 Mei 2023 | 931 views
Rembuk Stunting, Faktor Sosial dan Ekonomi Paling Mendominasi di Kecamatan Samarinda Seberang
Sekretaris Kecamatan Samarinda Seberang Sujono (Kiri) bersama Kepala Puskesmas Mangkupalas drg. Rika Rina Puspita (kanan). (Nelly Agustina/Presisi.co)

Samarinda, Presisi.co – Kecamatan Samarinda Seberang telah melakukan rembuk stunting kecamatan pada tanggal 9 Mei 2023 lalu. Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari rapat sebelumnya bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Samarinda.

Rembuk Stunting ini guna menyerap apa saja yang dibutuhkan baik data juga penyebab stunting yang akan ditindaklanjuti di rembuk stunting tingkat Kota Samarinda.

Sekretaris Kecamatan Samarinda Seberang Sujono katakan bahwa penyebab yang mendominasi adalah faktor ekonomi dan sosial, karena banyaknya anak pernikahan dini dalam hal ini pernikahan yang tidak tercatat Kantor Urusan Agama (KUA).

“Memang tidak akan kami ijinkan jika meminta ke kecamatan, belum lagi kondisinya memang tidak bersekolah,” ungkapnya.

Faktor lainnya ungkap Sujono adalah faktor ekonomi, dimana orangtua yang muda ini tidak memiliki pekerjaan sehingga sulit memberikan makanan sehat kepada anaknya.

“Lingkungan yang kumuh juga mempengaruhi terjadinya stunting,” ungkapnya.

Sujono menjelaskan bahwa dari 30 persen kunjungan di Posyandu ditemukan 180 anak dengan stunting dan 54 anak dengan stunting di Kelurahan masjid.

“Terdeteksi pun kebanyakan karena anak terlanjur sakit dan dibawa ke puskesmas, selama tidak merasa sakit ya mereka akan diam saja,” ungkapnya.

Menambahkan, Kepala Puskesmas Mangkupalas drg. Rika Ratna Puspita mengungkapkan bahwa dalam memberikan intervensi terhadap anak gizi buruk anggarannya langsung kepada Puskesmasnya.

“Memang tidak ditanggung langsung oleh BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) tapi Puskesmas harus menganggarkan langsung,”ungkapnya.

Rika menyatakan bahwa Puskesmas Mangkupalas sedang melakukan pendampingan pemberian makanan tanbahan dengan F1000 atau susu khusus untuk anak stunting selama 3 bulan.

“Ketika anak mengalami gizi buruk biayanya tidak sedikit, kami saja menganggarkan Rp 1 juta per anak,” ungkapnya.

Rika menegaskan kepada orangtua dengan anak stunting bahwa pemberian makanan tambahan pun tidak akan pernah efektif ketika hanya bergantung pada itu saja, anak sangat membutuhkan makanan bergizi.

“perlu dicatat ini ya, makanan terbaik anak itu makanan lokal jangan bergantung pada makanan tambahan,”pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi