search

Berita

komnas hamtragedi kanjuruhantembakan gas air mata

Komnas HAM Sebut Peristiwa Kanjuruhan Terjadi Karena Tembakan Gas Air Mata Polisi

Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 10 Oktober 2022 | 725 views
Komnas HAM Sebut Peristiwa Kanjuruhan Terjadi Karena Tembakan Gas Air Mata Polisi
Ilustrasi tembakan gas air mata oleh kepolisian saat membubarkan aksi unjuk rasa di Jakarta, Senin, 30 September 2019 (Sumber: Istimewa)

Presisi.co – Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Choiron Anam, menyebut situasi setelah pertandingan antara Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan awalnya terkendali. Petaka justru terjadi setelah polisi menembakkan gas air mata.

"Kalau kita lihat dengan cermat, terkendali sebenarnya. Itu terkendali. Tapi semakin memanas ketika ada gas air mata. Nah, gas air mata inilah yang penyebab utama adanya kematian bagi sejumlah korban. itu yang pertama," kata Anam dilansir dari Suara.com, jejaring Presisi.co, 10 Oktober 2022.

Anam kemudian menjelaskan tembakan gas itu mengakibatkan kepanikan suporter yang berlarian menyelamatkan diri menuju pintu keluar. Namun, efek gas itu menyebabkan sakit mata, sesak dada, dan susah bernafas.

Berdasarkan hasil penyelidikan Komnas HAM, sejumlah jenazah korban dalam kondisi memprihatinkan. Wajah mereka membiru diduga karena gas air mata. Beberapa diantaranya bahkan ditemui dalam kondisi mata berwarna merah dan mulut berbusa.

"Kondisi jenazahnya banyak yang mukanya biru, jadi muka biru ini banyak. Ini yang menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen, karena juga gas air mata. Matanya juga merah dan mengeluarkan busa," kata Anam.

Ia lantas menjelaskan akses yang minim karena pintu kecil pun menjadi penyebab selanjutnya. Alhasil,terjadi penumpukan massa yang menyebabkan kematian setidaknya 131 orang, menurut data pihak berwenang. 

Jumlah penonton yang membludak pun menjadi penyebab ketiga. Komnas HAM menilai, kapasitas stadion dan penonton yang membeli tiket sangat tidak berimbang.

"Yang juga enggak kalah pentingnya memang manajemen terkait kuota. Manajemen terkait kuota yang ada di stadion itu. Itu juga yang menambah konteks dalam melihat peristiwa ini," bebernya.

Dibantah Kepolisian

Diwawancarai terpisah, Kadiv Humas Mabes polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan gas air mata bukan penyebab utama Tragedi Kanjuruhan. Kesimpulan tersebut diperoleh kepolisian berdasarkan penjelasan sejumlah ahli dan dokter spesialis.

"Penyebab kematian adalah kekurangan oksigen, karena apa? Terjadi berdesak-desakan, terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan mengakibatkan kekurangan oksigen," kata Dedi kepada wartawan, Senin, 10 Oktober 2022.

Irjen Dedi menyebut efek gas air mata memang menimbulkan iritasi. Namun tidak sampai menyebabkan kematian. Ia bahkan menyebut tidak ada satu jurnal ilmiah pun yang menjelelaskan korelasi antara kematian dan gas air air mata. (*)

 

Editor: Bella