search

Internasional

krisis iklimeropa

Akibat Gelombang Panas, Gletser di Swiss Alami Pencairan Terburuk Tahun Ini

Penulis: Redaksi Presisi
Jumat, 30 September 2022 | 1.052 views
Akibat Gelombang Panas, Gletser di Swiss Alami Pencairan Terburuk Tahun Ini
Sebuah foto yang menunjukkan sebelum dan sesudah gletser Swiss mencair (DENIS BALIBOUSE/REUTERS)

Presisi.co – Gletser di Swiss mengalami pencairan terburuk yang pernah tercatat sepanjang masa. Fenomena itu diduga terjadi akibat heatwave atau gelombang panas yang melanda Eropa. Serta krisis iklim yang kian nyata.

Berdasarkan pencatatan dilakukan oleh Jaringan Pemantauan Gletser Swiss (GLAMOS). Gletser Swiss tahun ini mengalami pencairan sebanyak 6 persen dari total gletser atau seluas 3 kilometer persegi. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dibanding 2003.

Fenomena itu disebut terjadi akibat minimnya hujan salju rendah dan diperparah oleh gelombang panas yang sedang menerpa Benua Biru. Meskipun demikian, para peneliti di GLASMOS juga menilai perubahan iklim menjadi salah satu penyebab tingginya angka gletser yang mencair.

Pasalnya, hujan salju biasanya menutup lapisan gletser yang meleleh. Namun, karena intensitas hujan salju menurun selama musim dingin, perbaikan dan penambahan lapisan gletser tidak terjadi.

Dilansir dari Suara.com, jejaring Presisi.co, salah satu ciri-ciri penipisan lapisan tersebut dapat terlihat dari kemunculan bebatuan yang ribuan tahun silam terkubur dalam es. Sejumlah peneliti bahkan melaporkan bahwa jenazah dan bangkai pesawat yang jatuh dan hilang di pegunungan Alpen beberapa dekade lalu kini dapat ditemukan.

Alhasil, para peneliti di seluruh Pegunungan Alpen kini melakukan perbaikan darurat terhadap lusinan situs gletser. Mereka khawatir jika pencairan es kian parah. Tiang pengukur gletser yang terletak di kawasan tersebut akan rusak dan menghilangkan data gletser yang selama ini mereka kumpulkan.

Sementara berdasarkan laporan yang diberikan oleh PBB pada 2019. Setidaknya 80 persen Lapisan Gletser di Pegunungan Alpen bakal lenyap pada 2100 mendatang jika fenomena ini terus terjadi.  (*)

 

Editor: Bella