search

Daerah

lp3i balikpapanwisata edukasi kang bejoumar adibelajar tentang kangkung

Wisata Edukasi Kang Bejo, Destinasi Teranyar di Balikpapan untuk Belajar Tentang Kangkung

Penulis: Nur Rizna Feramerina
Minggu, 17 Oktober 2021 | 1.747 views
Wisata Edukasi Kang Bejo, Destinasi Teranyar di Balikpapan untuk Belajar Tentang Kangkung
Sebagian pihak yang terlibat dalam pembangunan Wisata Edukasi Kang Bejo. (Dokumentasi LP3I)

Balikpapan, Presisi.co – Wisata Edukasi Kangkung yang terletak di RT 40 Kelurahan Sumber Rejo (Kang Bejo), Balikpapan Tengah menjadi salah satu destinasi wisata terbaru di Balikpapan. Hamparan kebun kangkung seluas 2 hektare tersebut rupanya baru berdiri sejak 4 Agustus 2019 lalu.

Wisata ini dicetuskan oleh warga setempat bersama Lurah Sumber Rejo saat itu, Umar Adi yang kini menjabat sebagai Sekretaris Camat Balikpapan Tengah. Tak mudah rupanya membangun tempat ini, Umar menyebut, ia dan warganya terlebih dahulu mengikuti lomba-lomba yang ada di tingkat Kecamatan Balikpapan tengah maupun di Kota Balikpapan sendiri.

“Awalnya ikut lomba CGH Kecamatan juara 3, lalu ikut lomba Hatinya PKK alhamdulillah juara 1 ini yang bikin Kang Bejo langsung naik brandingnya. Setelah itu kita tingkatkan menjadi wisata edukasi,” ungkap Umar.

Tempat wisata ini, dibangun Umar Adi bersama warganya dan juga pihak lain seperti LPM, katang taruna, PKK dan RT setempat. Terbukti, salah satu perusahaan pun tertarik memberikan CSRnya untuk turut membangun wisata tersebut.

Wisatawan yang mampir ke tempat ini tak hanya disuguhkan hijaunya hamparan kebun kangkung. Mereka juga bisa mengikuti sejumlah pelatihan seperti pelatihan tanam kangkung, pelatihan tauge, dan pelatihan hidroponik.

Baru berjalan sekitar 7 bulan, wisata edukasi ini terpaksa ditutup sementara karena adanya wabah Covid-19. Padahal disebutkan Umar, selama 7 bulan dibuka sudah banyak kunjungan dari anak PAUD, TK, SD bahkan SMP untuk belajar mengenai kangkung.

“Akhirnya polanya diubah. Kita coba penguatan di pemberdayaan masyarakat. Sebelumnya pada 2020 kita juga bentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) biar lebih aktif. Tapi ternyata langsung pandemi,” ujarnya.

Selama pandemi, wisata ini sempat diubah menjadi Kampung Ketahanan Pangan yang berhasil mendatangkan Wali Kota Balikpapan saat itu, Rizal Effendi. Bahkan Pangdam dan Kapolda turut hadir saat itu.

Selanjutnya wajah kampung kangkung diubah lagi menjadi Kampung Siaga Covid-19 yang memiliki rumah karantina pertama di Balikpapan. Kemudian diubah lagi menjadi Kampung Tangguh Nusantara yang menjadi salah satu percontohan di Kaltim.

Untuk memberikan keuntungan bagi warga setempat, Umar bahkan mempersilakan warga RT 40 untuk berjualan kuliner maupun aksesoris khas Kang Bejo. Warga dar RT lainnya pun menyediakan beberapa jenis kuliner yang diproduksi di Kang Bejo adalah cimi-cimi kangkung, Bejo Sebelas yang bebahan dasar kelor, Asyifa Bejo, pempek kangkung, Salome kangkung, pudding, hidroponik langit biru dan hidroponik bejo. Juga terdapat tempat pengolahan cambah, pembuatan tempe, bidudaya ikan dalam ember dan kolam serta variasi tanaman obat keluarga (toga).

“Kemudian juga kita ikut lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang saat itu juara 1 tingkat kota, kemudian maju ke tingkat provinsi sampai ke nasional.

Mantan Ketua PKK Kelurahan Sumber Rejo yang sekarang menjadi Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Balikpapa Tengah, Niniek Yanti menyebut produk-produk UMKM ini dibuat agar memberi keuntungan kepada warganya.

“Jadi ketika anaknya ikut edukasi, ibunya diharapkan belanja. Dulu awalnya cuma digelar bazaar, tapi sekarang sudah punyat tempat permanen,” ungkap Niniek.

Semua itu tak luput dari kerjasama berbagai unsur yang terlibat salah satunya RT 40 Kelurahan Sumber Rejo yang berperan untuk mendukung berbagai kegiatan dan koordinasi dengan warga untuk mendukung pengembangan wilayah tersebut.

UMKM warga RT 40 di sekitar wisata Kang Bejo

Mendatangkan Ratusan Pengunjung Tiap Harinya

Meski sempat tutup dihantam pandemi, rupanya wisata Kang Bejo masih bisa mendatangkan ratusan pengunjung dalam sehari.

Sekretaris Pokdarwis, Yeti menyebut ada sekitar 100-150 orang yang datang tiap harinya. Namun, angka tersebut melonjak ketika akhir pekan.

“Kalau weekend bisa sampai 300-450 orang apalagi ketika kita keluarkan atraksi wisata berkuda, seni tari,” ungkap yeti.

Kelebihan lain dari tempat ini adalah biaya masuk yang tidak dipatok. Jadi, wisatawan bisa memberikan sumbangan sukarela untuk perawatan spot foto di Kang Bejo.

Yeti juga menjelaskan, Kang Bejo sempat mengikuti lomba Pokdarwis tingkat kota pada Juni 2021 lalu dan berhasil menyabet juara 1. Dari situ, ia dan warga setempat mengeluarkan inovasi seperti membuat barcode maps wisata, barcode survey kepuasan pelanggan yang diunggah di website Kang Bejo serta menyediakan 3 buah homestay.

“Setelah itu kita naik ke lomba Pokdarwis tingkat provinsi dan juara 1 juga,” ucapnya.

Kebun Kangkung Sejak 41 Tahun Lalu

Lahan seluas 2 hektare ini rupanya telah ditanami sebagai kebun kangkung sejak 40 tahun lalu.
Tinah, selaku pemilik lahan sekaligus bendahara Pokdarwis menyebut lahan tersebut adalah milik keluarga. Keluarganya memang sengaja mewakafkan tanah tersebut untuk kepentingan orang banyak. Terlebih saat ini lahan tersebut bermanfaat bagi warga setempat.

“Selagi keluarga belum meminta ya silakan dimanfaatkan masyarakat RT 40,” ujarnya.

Petani-petani yang menanam kangkung di sini juga bukan berasal dari keluarga Tinah. Ia hanya menyewakan lahannya kepada petani dengan harga Rp 23 ribu per 100 meter persegi.

Saat ini, terdapat 21 petani yang menyewa lahan milik Tinah.

Suasana Wisata Edukasi Kang Bejo

PR untuk Lurah Baru

Keberhasilan Kang Bejo sejauh ini tentu berdasarkan perjuangan dari berbagai macam pihak yang rela meluangkan waktu dan tenaga hingga bisa memajukan Kang Bejo. Hal ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Lurah Sumber Rejo yang baru, Paing.

“Kalau boleh jujur, ini sangat berat untuk mempertahankan posisi Kang Bejo seperti saat ini,” ungkap Paing.

Ia pun berharap, berbagai unsur yang terlibat dalam pembangunan Kang Bejo bisa terus bekerjasama agar Kang Bejo bisa lebih maju dan mendatangkan banyak manfaat bagi warganya.

“Sebab tadi saya sudah dengar bagaimana perjuangannya, dan ini saya masih belajar juga. Mungkin nanti akan sering sharing dengan Pak Umar,” jelasnya. (*)

Editor: Rizna