search

Daerah

Kaltim Masuk Zona Merah Covid-19 Varian Delta Masuk KaltimPadilah Mante Runa

Seluruh Daerah Kaltim Zona Merah, Hasil Uji Lab Varian Delta Belum Keluar

Penulis: Jeri Rahmadani
Sabtu, 10 Juli 2021 | 2.147 views
Seluruh Daerah Kaltim Zona Merah, Hasil Uji Lab Varian Delta Belum Keluar
Data Covid-19 di Kaltim. (Instagram/Dinskes Kaltim)

Samarinda, Presisi.co – Seluruh daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) berubah menjadi zona merah. Hal tersebut berdasarkan update data Covid-19 yang dikeluarkan Dinas Kesehtaan (Diskes) Kaltim pada Sabtu 10 Juli 2021.

Berdasarkan laporan infografis Covid-19 Diskes Kaltim per 10 Juli 2021 pukul 15.00 Wita, terjadi penambahan kasus terkonfimasi Covid-19 sebanyak 1.051 orang. Yakni dengan rincian Kabupaten Berau penyumbang 66 kasus, Kutai Barat (Kubar) 64 kasus, Kutai Kartanegara (Kukar) 188 kasus, Kutai Timur (Kutim) 58 kasus, Mahakam Ulu 55 kasus, Paser 26 kasus, Penajam Paser Utara (PPU) 44 kasus, Balikpapan 285 kasus, Bontang 203 kasus, dan Samarinda 70 kasus.

Sementara pasien terpapar Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia sebanyak 26 kasus. Dengan rincian pasien asal Berau 2 kasus, asal Kukar 2 kasus, asal Kutim 2 kasus, asal PPU 2 kasus, asal Balikpapan 12 kasus, asal Bontang 1 kasus, dan asal Samarinda 5 kasus.

Kendati demikian, lonjakan kasus pasien meninggal dunia dan terkonfirmasi Covid-19 dibarengi dengan tingkat kesembuhan dengan jumlah total 440 kasus.

Diskes Kaltim mengajak masyarakat tak mengendurkan protokol kesehatan (prokes) serta menerapkan 5 M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas). Serta menerapkan 3 T, yakni testing, tracing, dan treatment.

Belum Pasti Delta

Kepala Diskes Kaltim Padilah Mante Runa menduga kuat varian Delta telah masuk di Kaltim. Meski begitu, argumennya belum dapat dipastikan secara sah. "Kami belum bisa memutuskan apakah karena varian baru atau bukan, karena sampai saat ini Pemprov Kaltim belum menerima hasil squensing dari sampel yang dikirimkan ke Jakarta terkait varian baru," ungkap Padilah, Jumat 9 Juli 2021.

Padahal dia sudah mengirimkan 390 sampel swab kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejak 1 Juni 2021. Namun, hingga kini belum ada jawaban atau laporan hasil laboratorium atas data whole genome sequencing (WGS). "Salah satu ciri varian Delta adalah paling mudah menular. Seperti di Pulau Jawa, khususnya Jakarta itu 90 persen varian Delta. Kita tahu sendiri mobilisasi orang ke Pulau Jawa itu tinggi sekali," imbuh Padilah. (*)
Editor: Rizki