Museum Samarendah Masih Sepi, Ini Tiga Poin Penting dari Pengamat Tata Kota
Penulis: Jeri Rahmadani
Rabu, 31 Maret 2021 | 1.171 views
Samarinda, Presisi.co – Diresmikan sejak Rabu 4 Maret 2020, museum yang didirikan dengan menggusur gedung SMP 1 dan SMA 1 Samarinda ke Jalan Anang Hasyim, Kelurahan Air Hitam, itu masih sunyi pengunjung. Pengamat tata kota Farid Nurrahman menyampaikan analisanya.
Posisi landmark museum itu menurut Farid sudah sesuai. Masalah berikutnya soal pengelolaan saja. Alumnus University of Greenwich London ini menerangkan, dari aspek pariwisata, terdapat tiga prinsip yang perlu menjadi perhatian pengelola Museum Samarendah.
Pertama, something to see atau ada sesuatu yang bisa dilihat. Sesuatu yang menarik di museum ini dikatakan Farid akan menjadi pendukung sebagai lokasi wisata.
Kedua, lanjutnya, adalah something to do. Yakni ada sesuatu yang dilakukan. Pembukaan museum tidak hanya terpaku pada konten-konten yang ada di museum. Tapi juga memperhatikan apa yang bisa dilakukan pengunjung.
Ketiga, something to buy atau ada sesuatu yang bisa dibeli. Menggandeng UMKM dikatakan Farid bisa menjadi alternatif pengelola museum.
"Ada aktivitas yang baik dilihat. Bisa menjadi upaya mendapatkan pendapatan daerah," terangnya.
Ia berharap pengelolaan museum dilakukan keberlanjutan. Perlu dibentuk UPTD. Supaya nanti bisa mengajukan program.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan Samarinda Adriyani mengakui, operasional museum belum memiliki UPTD.
"Untuk membuat UPTD syaratnya tidak mudah. Beban kerjanya masih bisa ditangani dinas kebudayaan. Cukup kepala seksi saja," ungkapnya.
Dia akan menyusun program. Namun dengan alasan pandemi, dia merasa terkendala merealisasikan program. Kata Adriyani, sudah ada perencanaan seperti menggandeng UMKM.
"Sistem kerja sama. Jadi mereka ada sarana untuk berjualan. Seperti rumah tua yang ada di Samarinda Seberang," ungkap Adriyani.
Wacana bantuan dari Pemprov Kaltim pernah dilontarkan. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjutnya. "Belum ada hingga sekarang. Kalau kami welcome saja," pungkasnya. (*)