search

Daerah

ASEAN Environmentally Sustainable CitiesRizal EffendiKondisi Lingkungan di Balikpapan

Komitmen Jaga Lingkungan, Balikpapan Jadi Nominasi ASEAN Environmentally Sustainable Cities

Penulis: Nur Rizna Feramerina
Kamis, 25 Maret 2021 | 648 views
Komitmen Jaga Lingkungan, Balikpapan Jadi Nominasi ASEAN Environmentally Sustainable Cities
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi. (Feramerina/Presisi.co)

Balikpapan, Presisi.co - Balikpapan kembali menjadi nominasi di ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Award and  Certificate of Recognition 2021. Ini untuk kategori kota yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi diminta Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya, Direktorat Pengelolaan Sampah untuk memaparkan komitmen-komitmen yang dilakukan selama ini dalam pengelolaan kualitas sampah, udara dan air.

“Pada 2014 kita sempat meraih penghargaan ini,” kata Rizal, Rabu 24 Maret 2021.

Dalam pemaparannya, Rizal membeberkan Balikpapan menerapkan foresting the city. Yakni terdapat lebih dari 30 persen ruang terbuka hijau, 20 hutan kota, dua hutan lindung, kebun raya, dan komitmen pengelolaan sampah industri dan sampah rumah tangga yang memenuhi standar nasional.

“Kita diminta mewujudkan komitmen itu sehingga layak mendapat penghargaan tingkat Asean,” jelasnya.

Terdapat beberapa komitmen yang konsisten dijalankan Balikpapan sejak lama. Yakni pengelolaan sampah, tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) terbaik nasional, sekolah dengan muatan lokal lingkungan, pemanfaatan sampah plastik, dan lainnya.

Kualitas udara dinilai baik dengan diterapkannya foresting the city, serta program Langit Biru dari Pertamina yang membantu menjernihkan kualitas udara.

Namun dengan adanya ibu kota negara yang akan berdampingan dengan Balikpapan, tentu terdapat sedikit kekhawatiran mengenai kualitas udara di Kota Beriman. Namun Rizal cukup yakin selama foresting the city diterapkan dengan baik, maka kualitas udara tidak akan menurun.

“Kita harus komitmen hutan kota dijaga. Sebanyak 52 persen lahan tidak dibangun, dan peningkatan wilayah Samboja dan Muara Jawa menjadi kabupaten supaya tidak seluruh masyarakat migrasi tinggal di Balikpapan. Ada juga komitmen pembangunan Jembatan Balikpapan-PPU,” pungkasnya. (*)

Editor: Rizki