Rumah Sakit Overload Hingga Pemalsuan Identitas Pasien Jadi Momok Penanggulangan Penyebaran Covid-19 di Balikpapan
Penulis: Nur Rizna Feramerina
Senin, 15 Februari 2021 | 762 views
Balikpapan, Presisi.co - Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi angkat bicara mengenai rumitnya penanggulangan penyebaran kasus corona di Balikpapan, hingga hari ini. Melalui konferensi pers pada Senin (15/2/2021), Rizal menuturkan penuhnya tempat tidur di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 hingga pemalsuan identitas pasien Covid-19 di Balikpapan, membuat pihaknya kewalahan.
"Dari 11 Rumah Sakit, yang sudah melebihi kapasitas tempat tidur terjadi di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan. Tempat tidurnya hanya 81 sekarang terisi 84,” ujarnya.
Selain itu, Rizal juga membeberkan Embarkasi Haji dan guest house yang digunakan untuk melakukan isolasi pasien positif pun turut dinyatakan penuh.
Bahkan, Satgas Penanganan Covid-19 di Balikpapan pun mencatat angka kematian yang meningkat selama bulan Februari 2021 ini.
“Catatan angka kematian yang meningkat. Mulai dari 1 hingga 15 Februari, jumlah kematian mencapai 81 orang. Sehari 5-6 orang yang meninggal,” ucapnya.
Selain itu, Rizal juga menuturkan terdapat kendala-kendala yang berasal dari para pasien Covid-19. Seperti halnya pasien yang memiliki tiga alamat berbeda sehingga menyulitkan tim satgas dalam melakukan pemetaan kasus.
“Ada pasien yang punya 3 alamat, KTP di alamat A, tempat tinggal di alamat B, isolasinya di alamat C. Itu menyulitkan kami melakukan pemetaan,” ungkap Rizal.
Kendala lainnya yang berasal dari pasien adalah mencantumkan identitas orang lain. Diketahui, pasien yang meninggal tersebut terkonfirmasi positif dan memasukkan identitas orang lain ketika dibawa ke rumah sakit. Sehingga ketika, pihak RT ingin membuat akta kematian, orang yang memiliki identitas pun tampak bingung karena dinyatakan meninggal dunia.
“Ada kasus pasien wanita yang meninggal, ternyata ketika masuk rumah sakit menggunakan identitas orang lain, identitas yang dipakai adalah identitas pemilik rumah sewaan dia. Ketika dia meninggal, RT mempersiapkan akta kematian, si pemilik rumah bingung dinyatakan meninggal,” pungkasnya.