search

Lifestyle

Spamming SMS Penipuan lewat telepon

Mengapa Aktivitas Spamming SMS dan Telepon di Indonesia Masih Tinggi?

Penulis: Redaksi Presisi
Minggu, 13 Desember 2020 | 912 views
Mengapa Aktivitas Spamming SMS dan Telepon di Indonesia Masih Tinggi?
Ilustrasi. (Sumber Foto : Istimewa)

Presisi.co - Meski sebagian besar masyarakat Indonesia sudah beralih ke aplikasi chatting untuk berkomunikasi, kegiatan berkirim pesan singkat (SMS) dan menelepon masih dilakukan sejumlah lapisan, terutama oleh mereka yang tinggal di kawasan terpencil dan belum mendapatkan paparan kemajuan teknologi.

Masyarakat luas juga masih membutuhkan kartu prabayar untuk mengaktifkan nomor yang digunakan. Sayangnya, hal ini justru membuat aktivitas spamming SMS dan telepon tak kunjung berhenti. Informasi yang disampaikan pun cenderung sama dan berulang, misalnya saja tawaran tak terbatas untuk SMS dan panggilan ke sesama operator (On-Net).

Kerap disalahgunakan penipu

Danny Buldansyah selaku Wakil Presiden Direktur PT Hutchison 3 Indonesia mengungkapkan tingginya aktivitas spamming di Indonesia menjadi yang tertinggi di kawasan Asia. Hal ini berkaitan dengan aktivitas dari para penipu yang menyalahgunakan layanan SMS dan panggilan gratis On-Net yang tak terbatas. Sehingga dalam sehari, mereka bisa mengirimkan pesan singkat ke ratusan orang.

Bagaimana On-Net bekerja hingga dapat dimanfaatkan oknum-oknum tersebut? On-Net adalah sambungan lokal atau SLJJ di antara dua pelanggan dari operator yang sama. Sebagai contoh, ada operator A yang memberikan gratis SMS dan telepon sepuasnya selama fasilitas dipakai untuk menghubungi pelanggan yang memakai nomor dari operator A.

Sebenarnya, aktivitas spamming bisa dikurangi dari pihak operator. Sebagai salah satu operator populer, 3 Indonesia akan membaca pola panggilan telepon pelanggan. Denny mengatakan bahwa pelanggan mereka hanya menghubungi 20 sampai 25 nomor per hari. Kalau ada pelanggan yang kedapatan melakukan panggilan lebih dari angka tersebut, mereka akan segera memblokirnya. 

Di sisi lain, Danny mengaku pelacakan hingga pemblokiran nomor penipu bukan hal mudah. Pasalnya, sebagian besar pelaku akan langsung mengganti nomor setelah menghubungi para target. Selain itu, spamming SMS dan telepon dilakukan secara person to person (P2P). Jarang ada pelaku yang menerapkan strategi application to person (A2P).

Ciri mencolok yang dapat dikenali dari SMS P2P adalah tak ada identitas pengirim (ID sender) dan nomornya cenderung lebih panjang.

Editor : Oktavianus

 

Baca Juga