Andi Harun - Rusmadi Diprediksi Menang Telak oleh Dua Lembaga Survei, Ini Buktinya
Penulis: Topan
Jumat, 04 Desember 2020 | 1.267 views
Samarinda, Presisi.co - “Di atas angin” mungkin istilah itulah yang tepat untuk menggambarkan posisi Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Walikota nomor urut 2 Andi Harun – Rusmadi Wongso, jika dilihat dari hasil temuan & analisis survei Pilkada Samarinda versi Jaringan Isu Publik (JIP) dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) yang dirilis pada Jumat (4/12/2020) Sore di Bagios cafe.
Bagaimana tidak? Dari hasil survei tersebut, Paslon Andi Harun – Rusmadi Wongso dianggap sebagai pasangan paling pantas memimpin Samarinda dengan skor tertinggi yakni 40,9 persen. Angka tersebut boleh dibilang dapat mengantarkan Paslon nomor urut 2 menang telak atas dua kontestan lainnya.
Sedangkan, untuk Paslon nomor urut 1 Muhammad Barkati – Muhammad Darlis berada di urutan kedua dengan skor 23,6 persen dan di urutan terakhir ditempati oleh Paslon Independen Zairin zain – Sarwono dengan skor 21,4 persen.
Sementara itu, dari hasil survei yang melibatkan total responden sebanyak 440 responden dengan margin of error 4,8 persen ini, juga didapati responden yang merahasiakan pilihannya sebanyak 3,9 persen dan responden yang belum menentukan pilahan sebanyak 10,2 persen.
Mengingat waktu pemilihan yang tersisa hanya lima hari kedepan dengan waktu kampanye efektif yang hanya tersisa satu hari, juru bicara LSI Denny JA Fadhil Fakhri Fauzan ragu hasil ini dapat berubah secara signifikan, pasalnya pihaknya meyakini ke tiga kontestan akan sama-sama menjaga elektabilitasnya secara konsisten dihari-hari terakhir.
“Kalau untuk berubah, saya rasa kemungkinannya sangat kecil, karena saya meyakini tiap Paslon akan sama-sama konsisten menjaga elektabilitas dihari-hari akhir ini. Sehingga itu bisa mempersempit kemungkinan untuk terjadi perubahan secara signifikan," ungkap Fadhli.
Pun demikian, Fadhli juga tidak menutup kemungkinan dapat terjadi perubahan suara yang besar, jika dipengaruhi sesuatu hal yang masif atau kerap diistilahkan dengan sebutan “tsunami politik” Fadhli pun menuturkan pengalamannya di beberapa daerah di tanah air, yang merubah hasil surveinya lantaran salah satu Paslon dihempas isu permasalahan hukum.
“Kalau kami pernah temukan di beberapa daerah, ada kasus-kasus dimana calon itu unggul tetapi di hari-hari terakhir atau Minggu terakhir itu terkena kasus, itu suaranya bisa berubah secara drastis, itu bisa kita sebut tsunami politik kalau gak kasus Asusila, kasus narkoba atau kasus korupsi yang itu secara langsung ditangkap dan menjadi konsumsi masyarakat secara umum, itu juga saya fikir dapat merubah suara secara cepat dan secara langsung,” pungkasnya.