search

Kesehatan

whoKanker ServiksOrganisasi Kesehatan DuniaWorld Health Organization

5 Juta Nyawa Terancam Kanker Serviks, WHO : Kasus Meningkat 21 Persen di Tahun 2030

Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 18 November 2020 | 478 views
5 Juta Nyawa Terancam Kanker Serviks, WHO : Kasus Meningkat 21 Persen di Tahun 2030
Ilustrasi

Presisi.co - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Selasa (17/11), mengatakan pihaknya membidik kanker serviks dengan meminta negara-negara untuk melakukan vaksinasi terhadap sembilan dari 10 anak perempuan berusia di bawah 15. Selain itu WHO juga meningkatkan skrining serta pengobatan perempuan agar dapat mengurangi infeksi hingga 40 persen dan menyelamatkan 5 juta nyawa pada tahun 2050.\

Mengutip laporan dari badan PBB, dilaporkan kanker serviks adalah kanker yang bertengger di urutan keempat yang umum terjadi pada perempuan di dunia. Kanker yang sesungguhnya dapat dicegah itu, menyerang setidaknya 570 ribu perempuan setiap tahun dan merenggut 11 ribu nyawa.

Hampir semua kasus kanker serviks terkait dengan infeksi jenis human papillomavirus (HPV) yang ditularkan melalui kontak seksual. Angka infeksi terjadi dua kali lebih tinggi di negara berkembang dan angka kematian tiga kali lebih tinggi daripada di negara berpenghasilan tinggi.

“Jika kita tidak melakukan apa-apa dengan penyakit ini, jumlah kasus akan meningkat dan jumlah kematian juga akan meningkat 21 persen pada tahun 2030,” kata Dr. Putri Nothemba Simelela dari Afrika Selatan, Asisten Direktur Jenderal WHO, dalam jumpa pers seperti yang diberitakan oleh Reuters.

Para menteri kesehatan dari 194 negara anggotanya pada pekan lalu mendukung strategi yang bertujuan menghilangkan kanker serviks, yang diluncurkan pada Selasa (17/11).

“Kami ingin negara-negara menargetkan 90 persen anak perempuan di bawah 15 tahun divaksinasi, 70 persen perempuan yang memenuhi syarat diidentifikasi dan dirawat, 90 persen perempuan dengan kanker invasif dirawat,” kata Simelela.

Dia mengatakan, beberapa laboratorium dan alat lain yang dikembangkan selama pandemi Covid-19 akan berguna untuk skrining kanker serviks, dan tes baru akan mempercepat hasil dan pengobatan.

“Dengan teknologi ini, kami bisa mendapatkan diagnosa dalam 20 menit dan perempuan tersebut dapat segera dirawat di tempat, sehingga memungkinkan untuk satu kali kunjungan dalam satu hari dan segera sembuh dari lesi pra kanker ini,” tambah Simelela.