Sampah di Kutim Masih Jadi Masalah, Sejumlah Ketua RT Datangi DPRD
Penulis: Cika
Kamis, 06 Agustus 2020 | 805 views
Kutai Timur, Presisi.co - Belum satupun penghargaan kota bersih atau Adipura di raih Kutai Timur (Kutim) sejak didirikan pada 28 Oktober 1999. Hal ini, menarik perhatian sejumlah ketua Rukun Tetangga (RT) di wilayah Sangatta Utara untuk mendatangi para wakil rakyat mereka di DPRD Kutim, Rabu (5/8/2020) siang.
Dalam hearing kali ini, persoalan yang makin menumpuk disejumlah titik di Kecamatan Sangatta Utara maupun Sangatta Selatan jadi perhatian. Kondisi ini makin diperparah lantaran beberapa tempat pembuangan sampah ditutup, sehingga terjadi penumpukan sampah di tempat yang tak seharusnya.
Forum RT Sangatta Utara juga mengutarakan jika fasilitas angkut sampah yang selama ini digunakan sudah tak lagi layak. Terlebih armada angkut sampah rumah tangga di sejumlah RT juga dinilai sangat minim.
Menyikapi aspirasi yang disampaikan Forum RT, Wakil Ketua II DPRD Kutim, Arfan, yang hadir memimpin rapat hearing pada siang itu angkat bicara. Ia meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutim, menindaklanjuti laporan yang ada dengan menganggarkan 1 persen dari anggaran mereka untuk pengadaan motor sampah yang dibutuhkan.
"Tapi DLH saat ini masih menunggu DPA (dokumen pelaksanaan anggaran) untuk anggaran tersebut. Jadi sekitar bulan November atau Desember nanti mungkin sudah bisa direalisasikan pengadaan motor pengangkut sampah. Ada 24 unit di APBD-Perubahan nanti," ucap Arfan.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kutim, Novel Tyty Paembonan mengaku sedih melihat banyak motor pengangkut sampah yang sudah tak layak. Terlebih, dalam kurun waktu 20 tahun belakangan ini, masalah tersebut belum juga tuntas.
"Niat ini harus dari pemerintah. Sebab, warga sudah dipungut biaya untuk pengelolaan sampah, tapi produksi sampah berlebih malah tak dapat terkontrol dalam pembuangannya," ungkap Novel dalam rapat yang berlangsung hingga sore tadi.
Bahkan, lanjut Novel, pemerintah harusnya memberi perhatian dengan anggaran lebih untuk peralatan pelindung diri para petugas yang memungut sampah langsung. Sebab, adanya penyakit yang bisa menerpa petugas di tempat sampah, yaitu leptospirosis.
"Kalau terkena penyakit leptospirosis maka seseorang akan mengeluarkan air seni berwarna merah. Itu akan menjadi ancaman bagi para petugas pengangkut sampah yang rentan dengan penyakit itu. Makanya mereka juga perlu dilengkapi dengan fasilitas pakaian dan sarung tangan pelindung," ungkap Novel.