Mengulas Program Kerja Ibrahim Ahmad, Bakal Calon Pemimpin Kabupaten Paser
Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 29 Juni 2020 | 1.074 views
Paser, Presisi.co – Panggung kontestasi pilkada Kabupaten Paser semakin menarik untuk disaksikan. Satu per satu figur bermunculan dengan visi dan misi yang beragam. Satu diantaranya ialah Ibrahim Ahmad, sosok yang selama ini mengaku dekat dengan para tokoh masyarakat dan pelaku usaha kecil dan menengah.
Dari balik telepon selulernya, mantan pegawai perbankan ini banyak bercerita tentang pengalaman dirinya, hingga akhirnya terjun ke pangung kontestasi. Sadar akan pengalaman politik yang minim, Bram sapaan karibnya mengaku tak putus akal, lantaran dirinya terbiasa bercengkrama dengan warga di warung kopi.
“Saya ini dekat dengan mereka. Makanya gak heran jika suatu waktu bisa temui saya di warung-warung kopi. Karena disitulah tempat yang tepat bagi saya untuk mendengar semua aspirasi warga,” katanya.
Lewat jargon politik “Poros Baru”, Bram mengaku ingin menghadirkan bentuk baru pemerintahan di Bumi Daya Taka. Pemerintahan tanpa sekat, adalah tujuan utamanya agar apapun aspirasi yang ingin disampaikan warga terhadapnya, langsung sampai di telinganya tanpa melalui protokoler yang cenderung berbelit.
“21 Tahun di perbankan saya banyak belajar berbagai karakter masyarakat. Itulah alasan mengapa harusnya tak ada sekat antara masyarakat dan pimpinannya,” lugas Bram.
Warga yang Resah Ingin Paser Berubah
Bicara soal keresahan warga yang sampai padanya, Bram mengulas satu per satu persoalan secara rinci, mulai dari nasib para pelaku usaha, potensi wisata, replanting perkebunan sawit hingga yang paling hangat adalah wacana perpindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur (Kaltim).
“Yang jelas meraka memerlukan adanya rangkulan, stimulus dari pemerintah utamanya, satu pengusaha mikro dulu yang beranjak ke usaha kecil dan kecil ke menengah,” ungkap Bram.
Sektor ini sendiri disebutnya sebagai salah satu upaya yang hendaknya menjadi perhatian pemerintah di masa mendatang, utamanya untuk menyerap tenaga kerja diluar dari sektor informal dan swasta.
Perubahan pola pikir terkait keberadaan para entrepreneur ini, sudah jadi barang penting yang harus segera dioptimalkan pemerintah. Apalagi, dukungan teknologi saat ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha para pelaku UKM dan UMKM di Paser.
“Ini arahnya ke gerakan kreatif dan digital preneur. Bagaimana usaha kita ini tidak tertinggal,” imbuhnya.
“Kita juga tidak bisa memberi ruang bagi waralaba milik konglomerat begitu luas. Karena itu akan menghancurkan pembinaan pelaku usaha kita. Bagaimana mereka bisa naik dari mikro ke kecil dan kecil ke menengah,” tambahnya lagi.
Hal tersebut, lanjut ditegaskan Bram dapat menghambat sirkulasi perputaran uang di masyarakat dan menghambat perputaran ekonomi di sektor kecil.
Replanting Perkebunan Kelapa Sawit Adalah Solusi
Di sisi lain, Bram juga tak menampik bahwa saat ini bisnis perkebunan kelapa sawit di Paser disebutnya sebagai salah satu hal yang mendongkrak ekonomi warga. Meski demikian, ia menggaris bawahi bahwa kebanyakan dari kebun sawit ini berada dalam umur yang kurang produktif.
“Banyak kebun warga yang umurnya lebih dari 30 tahun. Sudah selayakanya ini di replanting. Jika tidak, penghasilan dari sektor perkebunan ini akan menurun terus tiap tahunnya,” ungkapnya.
Adapun solusi dari persoalan ini disebut Bram, jika terpilih nanti ia akan membuka ruang seluas-luasnya bagi pihak yang potensial untuk berinvestasi di bidang perkebunan khususnya terkait replanting ini. Disamping itu, ada pula sumber dari pemerintah pusat melalui kementerian terkait dan bantuan keuangan baik dari provinsi dan kabupaten yang potensial untuk menangani hal tersebut.
“APBD kita juga harus berbagi dalam hal ini. Kemudian, upaya pendekatan bankeu provinsi dan Dirjen Perkebunan juga harus mengalir di sektor ini,” sebutnya, sehingga pemanfaatan anggaran melalui APBD, dapat merangsang peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) di Paser.
Sambut IKN, Pariwisata Paser Harus Berbenah
Bahkan, tak jarang dalam tiap kunjungannya disebut Bram masih ada sejumlah daerah di Paser yang masuk dalam kategori daerah yang terisolir. Mirisnya, kondisi ini justru terjadi di daerah yang memiliki potensi wisata yang harusnya jadi perhatiaan pemerintah saat ini.
“Terus terang saja prihatin. Seperti di Muara Andeh dan beberapa daerah lain yang bahkan saat kemarau juga tidak bisa ditembus. Daerah itu memiliki daya tarik wisata asli yang sebenarnya harus dilestarikan,” ungkapnya lagi.
Secara khusus, Bram menyebut tak sedikit obyek wisata di Paser yang potensial bagi peningkatan PAD Paser di masa mendatang. Terlebih dalam waktu dekat, Paser di pastikan akan menjadi salah satu kota penyangga IKN yang berpusat di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Artinya, seluruh potensi yang dimiliki daerah kedepannya harus dimanfaatkan secara maksimal. Ibarat Gula, sebut Bram pasti akan dikerumuni semut.
“Obyek wisata ini banyak dan harus dilindungi dan dikembangkan. Jangan sampai nanti kawasan itu rusak ekosistemnya,” katanya.
Adapun upaya politik yang tengah gencar dilakukan Bram saat ini disebutnya masih berlangsung secara dinamis sejumlah partai politik di Paser. Terlebih saat ini, keputusan final terkait sosok yang diusung, disebutnya akan ditentutukan kemudian oleh pimpinan masing-masing partai di pusat.
“Dinamis, semua kembali pada kesiapan dan kesanggupan. Partai pengusung pun ingin menang. Peluang masih terbuka,” pungkasnya.