search

Berita

Lab SwabCovid-19indonesiaKemenkes

Laboratorium Uji Spesimen COVID-19 di Indonesia Terus Bertambah, Kemenkes Sebut Ada 139 Lab

Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 17 Juni 2020 | 684 views
Laboratorium Uji Spesimen COVID-19 di Indonesia Terus Bertambah, Kemenkes Sebut Ada 139 Lab
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Abdul Kadir, Kementerian Kesehatan. (Foto : Istimewa)

Presisi.co - Kementerian Kesehatan melalui Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Abdul Kadir menyebut bahwa saat ini, pemerintah membuka kesempatan dan izin kepada semua laboratorium di Indonesia untuk membuka layanan pemeriksaan Covid-19. 

Kemenkes di sebut Abdul Kadir mencatat hingga saat ini, sudah ada 139 lab di Indonesia yang telah melakukan uji sampel swab seseorang terhadap Covid-19. Padahal, sejak Covid-19 menjangkit di sejumlah wilayah di Indonesia, hanya empat lab saja yang melakukan hal tersebut.

"Jadi memang di awal-awal kasus itu, kita mengoperasionalkan 4 laboratorium. Namun, demikian di dalam perkembangannya ternyata eskalasi peningkatan jumlah ini begitu cepat, sehingga Menteri Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 234 Tahun 2020," ucap Abdul, seperti yang Presisi kutip dari Covid19.go.id, Selasa (16/6/2020).

Lanjut dikatakan Abdul, dalam surat edaran tersebut dikatakan Abdul tak hanya laboratorium instansi pemerintah kementerian dan lembaga dan rumah sakit saja yang diijinkan, tapi milik swasta juga dapat melakukan hal yang sama.

Terus bertambahnya jumlah laboratorium di Indonesia saat ini dikatakan Abdul turut menambah laju pemeriksaan specimen. Dari sebelumnya di kisaran 1.000 per hari, saat ini specimen yang diperiksa mencapai 19.100.

Abdul menyatakan ke depannya akan menambahkan jam kerja dan juga sumber daya manusia yang terlibat sehingga akan menambah spesimen yang diperiksa per harinya.

"Salah satu cara yang kita lakukan untuk meningkatkan kapasitas adalah pertama kita memperpanjang jam kerja. Jadi banyak laboratorium yang jam kerjanya terbatas. Yang dulunya 6 jam, kita minta 12 jam per hari. Tentunya dengan harapan, kalau misalnya 6 jam per hari saja kita bisa mencapai 19 ribu. Dengan dua kali lipat jam kerja ditingkatkan maka hasil pemeriksaan pun akan bertambah," lanjutnya.

Selain itu, sumber daya manusia yang terlibat di dalam laboratorium juga akan ditambahkan, terutama sukarelawan dengan latar belakang medis.

"Sumber daya manusia itu mau tidak mau kita harus menambah. Kita sudah melakukan pelatihan kepada relawan dan karena demi efisiensi kita akan merekrut tenaga-tenaga yang berasal dari dosen-dosen poltekkes, mahasiswa dan alumni poltekkes yang kebetulan ada di daerah-daerah sesuai kebutuhan kita," tutup Abdul