search

Daerah

Rapat IsbatRamadanJadwal Puasa

Awal Ramadan 1441 H Jatuh Pada Jumat 24 April 2020

Penulis: Putri
Kamis, 23 April 2020 | 765 views
Awal Ramadan 1441 H Jatuh Pada Jumat 24 April 2020

Samarinda, Presisi.co - Penetapan awal Ramadan 2020 1441 H akan ditentukan dalam sidang isbat hari ini, Kamis (23/4/2020) sore. Diperkirakan keputusan awal Ramadan baru akan ditetapkan setelah shalat Maghrib atau menjelang Isya. 

Sidang penetapan awal ramadan ini akan dilakukan melalui video teleconference untuk menghindari penyebaran virus corona Covid-19.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Samarinda, Riza Arian Noor mengatakan data hilal di wilayah Samarinda, waktu terbenam matahari sekitar pukul 18.13, waktu terbenamnya bulan jam 18.29.

"Jadi posisi matahari di posisi 282°-44,98 menit, bulan 280°-9,21 menit dengan ketinggian bulan atau ketinggian hilal sekitar 3°-14,47 menit," katanya.

Ia menjelaskan saat ini BMKG mengadakan pengamatan hilal streaming yang bisa diakses di website BMKG. Yakni BMKG.co.id/hilal.

"BMKG melakukan video streaming di seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua, dimulai dari wilayah Papua, kemudian di wilayah Barat," lanjutnya.

Ia menyampaikan seperti yang diamati untuk pengamatan hilal di Islamic Center, terkendala dengan kondisi cuaca. Kedua kalau dilihat dari segi topografi wilayah Kalimantan Timur, atau Samarinda, untuk melakukan pengamatan hilal titiknya terhalang oleh perbukitan.

"Cuaca kita berawan, otomatis subjek yang ingin kita amati tertutup oleh awan, dan juga titik terhalang perbukitan," sambungnya.

Mohlis Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur (Kabag TU Kanwil Kemenag Kaltim) menyampaikan kegiatan penglihatan hilal merupakan kegiatan rutin dalam rangka menyambut bulan Ramadan. Juga merupakan suatu kewajiban yang diperintahkan oleh Kementerian Agama Pusat.

"Jadi seluruhnya baik provinsi maupun kota wajib melaksanakan," terangnya.

Mengenai hasilnya, Mohlis melanjutkan hal itu tergantung apakah kita bisa melihat atau tidak. Dimana kondisinya, bisa memetakan titik dan bisa melaporkan ulang kepada pusat.

"Keadaan mendung, jadi melihat bulan kita agak pesimis, sulit. Tapi ini juga suatu kewajiban, karena berdasarkan hadits nabi mengatakan 'berpuasalah kamu dengan melihat bulan dan berbukalah kamu dengan melihat bulan," jelasnya.

Lebih lanjut, jika tidak melihat bulan, maka akan mencukupkan hitungan ataupun meminta informasi di daerah-daerah mana yang bisa melihat bulan itu. Juga sambil menunggu isbat dari kementerian agama pusat.

"Ini juga sebagai bahan dan data serta laporan ke Kementerian Agama RI," ucapnya.

Ia menegaskan semua ormas sudah sepakat. Yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

"Karena keterbatasan, alias ada himbauan physical distancing tadi, kita ikut mendukung program pemerintah dalam pandemi sekarang tadi," tuturnya.

Ia juga mengatakan lagi bahwa puasa sepakat dilaksanakan besok.

"Insha Allah kita sepakat, dan kita menunggu isbat. Isbat ketetapan dari Kementerian Agama pusat, para tokoh juga tidak ada kesepakatan lain, semuanya sudah bunder," pungkasnya.