Penulis: Yusuf
Presisi – Kisah misteri di Desa Penari, cerita horor yang dipopulerkan oleh akun @SimpleM81378523 ini mengisahkan pengalaman mistis Kelompok KKN di desa yang belakangan ini diketahui berada di Provinsi Jawa Timur, yang sempat menghebohkan dan menjadi trending topic di Twitter.
Kehebohannya, membuat salah satu rumah produksi MD Pictures bekerjasama dengan Pichouse Films untuk segera menayangkan kisah mistis ini kehadapan para penikmat film pada 19 Maret 2020 mendatang.
Mengutip dari Kompas.com, Tissa Biani yang memerankan tokoh Nur dalam film bergenre horor ini, mengaku cukup berat dalam memerankan sosok Nur dalam film yang disutradarai oleh Awi Suryadi.
Adapun pemeran dalam film yang baru saja resmi merilis trailer serta poster resminya ini, di isi oleh Nur (Tissa Biani), Widya (Adinda Thomas), Ayu (Aghniny Haque), Anton (Calvin Jeremy) dan Bima (Achmad Megantara).
Saat melihat langsung trailer yang dirilis oleh MD Pictures melalui channel YouTube mereka, dapat dikatakan penyajian Film ini, dipastikan akan sesuai dengan ekspektasi para pembacanya.
Terlihat, seekor ular berjenis phyton nampak mengisi trailer yang membuat bulu kuduk merinding karena dibalut instrumen yang membuat trailer film ini semakin berasa nyata dan menarik untuk dinantikan rilis perdananya di tiap bioskop di kota kamu.
Tak ingin membuat para penonton kecewa, Manoj Punjabi selaku produser film ini juga menyebutkan bahwa pihaknya sudah berkonsultasi langsung dengan penulis, agar kejadian yang digambarkan oleh @SimpleM81378523, dapat tergambarkan secara utuh dalam film terbaru mereka.
Bagi yang belum mengetahui, Film KKN: Di Desa Penari ini diangkat dari cerita nyata yang sempat viral di twitter pada 2019. Kisah ini, menceritakan tentang perjalanan Kuliah, Kerja, Nyata (KKN) sekelompok mahasiswa di Desa Penari.
Satu persatu pengalaman mistis menghampiri kelompok KKN itu, mulai dari kemunculan sosok seorang penari di tengah hutan dengan alunan musik gamelannya, hingga berujung pada kematian anggota kelompok KKN mereka, karena dianggap menarik murka “penunggu" yang ada di desa itu.
