Penulis: Presisi 1
Sabtu, 19 Oktober 2019 | 912 views
Presisi - Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan wabah Ebola yang sedang melanda Kongo masih diklasifikasikan sebagai keadaan darurat global, meskipun jumlah kasus yang dikukuhkan dalam beberapa minggu terakhir ini telah menurun.
WHO pertama kali menyatakan wabah Ebola di Kongo sebagai darurat internasional Juli lalu. Wabah di Kongo ini merupakan wabah Ebola kedua dalam sejarah yang menelan paling banyak korban jiwa.
WHO hari Jumat (18/10) melangsungkan pertemuan dengan sejumlah pakar untuk mengkaji apakah klasifikasi “darurat global” itu masih valid dan memutuskan perlu tidaknya diambil langkah-langkah lain.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan situasinya masih “rumit dan berbahaya” dan bahwa para petugas kesehatan harus tetap menjadikan setiap kasus Ebola seperti kasus yang pertama. “Setiap kasus berpotensi menimbulkan wabah baru dan besar,” ujarnya pada wartawan.
Hingga laporan ini disampaikan ada 3.113 kasus yang sudah dikukuhkan, dan lebih dari 2.150 orang meninggal sejak wabah itu pertama kali dilaporkan Agustus lalu.
Meskipun hanya 15 kasus baru Ebola yang dikukuhkan minggu lalu, WHO mencatat sebagian besar bukan mereka yang melakukan kontak dengan pasien Ebola. Ini menunjukkan bahwa para petugas kesehatan masih menemui kesulitan untuk melacak di mana virus itu menyebar.
WHO juga mengatakan hampir sepertiga orang meninggal di luar pusat perawatan Ebola, sehingga berpotensi menulari keluarga atau orang lain.