search

Berita

Andi HarunRakor Darurat Bencanabencana hidrometeorologiAnomali Cuaca

Wali Kota Andi Harun Desak Kaltim Gelar Rakor Darurat Hadapi Potensi Bencana Akhir Tahun

Penulis: Muhammad Riduan
4 jam yang lalu | 0 views
Wali Kota Andi Harun Desak Kaltim Gelar Rakor Darurat Hadapi Potensi Bencana Akhir Tahun
Wali Kota Samarinda, Andi Harun.(Presisi.co/Muhammad Riduan)

Samarinda, Presisi.co — Wali Kota Samarinda, Andi Harun menegaskan perlunya kesiapsiagaan kolektif menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di Kalimantan Timur (Kaltim).

Ia mengatakan pengalaman bencana yang terjadi di Sumatera dan Aceh harus menjadi peringatan bagi seluruh daerah, termasuk Kaltim, yang sebelumnya juga pernah mengalami kejadian serupa.

“Peristiwa Sumatera dan Aceh juga sudah jadi pengalaman nyata dan beberapa kejadian sebelumnya di wilayah Kaltim termasuk di Samarinda juga sudah jadi pelajaran," ucapnya.

Ia mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan, bahkan mempertimbangkan alternatif tempat tinggal jika cuaca ekstrem terjadi secara tiba-tiba. Sementara bagi wilayah yang kerap dilanda banjir, ia menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, bukan hanya pemerintah.

Menurutnya, program teknis pemerintah tidak akan sebanding dengan tingkat kerusakan keseimbangan alam yang terjadi selama ini. Karena itu, koordinasi lintas daerah dan lintas sektor dinilai sangat penting.

“Saya merindukan kita bisa duduk bersama, 10 kabupaten/kota di Kaltim. Mudah-mudahan Pak Gubernur bisa mengumpulkan kita semua,” ucapnya.

Andi Harun mengusulkan dilaksanakannya rapat koordinasi teknis kesiapsiagaan bencana yang melibatkan seluruh unsur pemerintah daerah, Polda Kaltim, Kodam, Basarnas, BPBD se-Kaltim, dinas sosial, hingga kelompok relawan.

Rakor tersebut dinilai perlu untuk menyusun sikap dan perencanaan terpadu dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

“Tidak berlebihan kalau saya katakan ini sangat mendesak. Kalau kita berjalan sendiri-sendiri, nanti langkahnya tidak terkoordinasi. Padahal Presiden dan aturan kita sudah menekankan penanggulangan bencana itu harus berbasis kolaborasi Pentahelix,” tegasnya.

Tanpa kolaborasi, tegasnya setiap daerah bisa berjalan dengan “autopilot” dan tidak sinkron satu sama lain. Karena itu, ia meminta seluruh pemangku kepentingan melepaskan ego sektoral dan bersatu dalam menyusun strategi mitigasi dan respons bencana di Kaltim.

“Kita harus duduk secara objektif, mengerahkan semua sumber daya untuk mengantisipasi anomali cuaca atau kejadian force majeure seperti yang terjadi di Sumatera dan Aceh,” pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi