Head to Head STY vs Patrick Kluivert Saat Timnas Indonesia Melawan Jepang: Siapa yang Lebih Tangguh?
Penulis: Muhammad Riduan
1 hari yang lalu | 505 views
Foto Kolase Shin Tae-yong (kiri) dan Patrick Kluivert (kanan). (Sumber: Istimewa)
Presisi.co - Timnas Indonesia kembali menelan kekalahan telak dari Jepang dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Laga yang digelar di Stadion Panasonic Suita, Osaka, Selasa (10/6/2025), menjadi pembanding performa skuad Garuda di bawah dua pelatih berbeda: Shin Tae-yong (STY) dan Patrick Kluivert. Jika di era STY kalah 0-4, kini di bawah Kluivert Indonesia tumbang lebih menyakitkan dengan skor 0-6.
Berikut perbandingan head-to-head performa Timnas Indonesia melawan Jepang di bawah dua nakhoda berbeda:
Skor Akhir: Kalah Lebih Telak di Era Kluivert
Era Shin Tae-yong (15 November 2024, GBK Jakarta): Indonesia 0 - 4 Jepang Era Patrick Kluivert (10 Juni 2025, Suita Osaka): Indonesia 0 - 6 Jepang
Di bawah STY, Indonesia masih sempat mengancam gawang Jepang. Namun di bawah Kluivert, Garuda benar-benar tumpul tanpa satu pun tembakan ke gawang.
Pencetak Gol Jepang: Mesin Gol Tak Terbendung
Era STY
J. Hubner (bunuh diri, 35’) T. Minamino (40’) H. Morita (49’) Y. Sugawara (69’)
Era Kluivert
D. Kamada (15’, 45+6’) T. Kubo (19’) R. Morishita (55’) S. Machino (58’) M. Hosoya (80’)
Formasi dan Susunan Pemain: Sama-Sama 5-4-1, Hasil Berbeda
Shin Tae-yong
Kiper: Maarten Paes Bek: Kevin Diks, Rizky Ridho, Jay Idzes, Justin Hubner, Celvin Verdong Gelandang: Yakob Sayuri, Thom Haye, Nathan Tjoe-A-On, Rafael Struick Penyerang: Ragnar Oratmangoen
Patrick Kluivert
Kiper: Emil Audero Bek: Shayne James, Justin Hubner, Jay Idzes, Micky Hilgers, Kevin Diks Gelandang: Beckham Putra, Joey Pelupessy, Thom Haye, Yance Sayuri Penyerang: Ole Romeny
Kekalahan ini menegaskan bahwa tantangan Timnas Indonesia untuk bersaing di level tertinggi Asia masih sangat besar. Baik di era STY maupun Kluivert, Jepang tetap terlalu tangguh. Namun perbandingan ini membuka ruang diskusi publik soal strategi, pendekatan, dan efektivitas permainan di bawah dua pelatih beda gaya. (*)