Dua Pasien Covid Dirawat di RSUD AWS, Dinkes Samarinda Himbau Tak Perlu Panik
Penulis: Muhammad Riduan
2 jam yang lalu | 0 views
Kepala Dinkes Samarinda, Ismid Kusasih.(Dok Presisi.co)
Samarinda, Presisi.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda angkat bicara mengenai dua pasien di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda yang dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil swab antigen.
Kepala Dinkes Samarinda, Ismid Kusasih, menyampaikan bahwa dirinya telah mengetahui informasi tersebut secara lisan menganai hasil swab tersebut.
"Sampai sekarang baru lisan. Saya baru dapat kabar dari kepala bidang saya yang urusi penyakit. Konfirmasi, itu juga baru dilakukan swab,” tuturnya diwawancarai Presisi.co via telepon, pada Senin 9 Juni 2025 sore.
Menurutnya, untuk memastikan diagnosis Covid-19, harus melalui tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Sampel dari dua pasien tersebut diketahui bahwa saat ini masih dikirim ke laboratorium di Banjarbaru.
“Swab itu kita tahu kan dulu zaman Covid, kalau swab itu untuk pastian dia dikata Covid-nya harus PCR. Jadi sekarang sampelnya masih dikirim,” jelasnya.
Ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak menanggapi situasi ini secara berlebihan. Ia menyebut tingkat kekebalan komunal masyarakat Indonesia sudah tinggi berkat vaksinasi massal dalam beberapa tahun terakhir.
“Kekebalan di Indonesia ini kan sudah mencapai kekebalan komunal. Jadi gak ada yang perlu dikhawatirkan. Kalaupun misalnya ada dilakukan swab positif, ya kita tenang aja gitu. Apalagi sudah statement terakhir dari Pak Menteri Kesehatan itu tidak ada varian mematikan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ismid menegaskan bahwa perbandingan dengan masa varian Delta pada 2021 lalu sangat berbeda, karena saat ini kondisi sistem kesehatan jauh lebih stabil.
“Beda dengan saat varian Delta di tahun 2021, di mana itu sistem kesehatan hampir kolaps. Saya ini mengalami itu, saya sudah jadi Plt Kepala Dinas. Jadi enggak ada yang perlu dikhawatirkan,” tambahnya.
Adapun, terkait kondisi pasien, Ismid menyebutkan bahwa keduanya memiliki penyakit penyerta (komorbid) seperti diabetes. Menurutnya, fatalitas bukan semata-mata karena Covid-19.
“Yang harus kita waspadai itu kalau Covid itu pasien jatuh dan meninggalnya karena Covid. Kalau meninggal karena Covid kan Anda tahu, saturasinya turun. Kalau ini, rata-rata kalaupun fatal, kemungkinan besar karena komorbidnya,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa Dinkes Samarinda akan melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) sesuai edaran Kementerian Kesehatan. Namun, saat ini belum ada kebijakan pengetatan atau skrining massal.
“Tidak ada kebijakan dari Dinas Kesehatan atau pemerintah untuk melakukan pengetatan atau skrining. Edaran Kemenkes itu kan cuma imbauan kewaspadaan, karena memang di negara tetangga lagi naik,” pungkasnya.
Sebelumnya, Plt Direktur RSUD AWS, dr. Indah Puspitasari, melalui rilisnya membenarkan bahwa dua pasien yang dirawat di ruang isolasi rumah sakit tersebut dinyatakan positif berdasarkan swab antigen. Saat ini, sampel keduanya telah dikirim ke Banjarbaru untuk pemeriksaan lanjutan melalui PCR guna memastikan apakah termasuk varian Covid-19 terbaru. (*)