DLH Samarinda Punya Alasan Kuat untuk Menolak Permintaan Penebangan Pohon
Penulis: Giovanni Gilbert Anras
3 jam yang lalu | 0 views
Samarinda, Presisi.co - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda tengah menghadapi dilema dalam menjaga pohon untuk keseimbangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan pohon yang berpotensi membahayakan masyarakat.
Hal ini disebabkan karena permintaan masyarakat untuk menebang pohon, terutama di kawasan pemukiman dan jalan raya. Apalagi saat ini kondisi cuaca sedang memasuki musim hujan, di mana risiko pohon tumbang menjadi perhatian utama.
Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Pertamanan DLH Samarinda, Basuni, menjelaskan sebagian besar permintaan penebangan pohon didasari alasan pribadi, seperti memperbaiki pandangan atau mendukung aktivitas bisnis. Namun, ia menegaskan tidak semua permintaan dapat dipenuhi, terutama yang tidak mendesak.
"Kami hanya akan menebang pohon yang benar-benar membahayakan keselamatan warga, terutama saat musim hujan. Untuk permintaan lainnya, kami tetap memprioritaskan keberlanjutan RTH," ujar Basuni pada Rabu, 15 Januari 2025.
Dalam dua minggu terakhir, DLH telah mengoperasikan dua tim khusus yang dilengkapi peralatan gergaji mesin untuk mempercepat penanganan pohon tua di sepanjang jalan utama. Tim ini bekerja siang dan malam untuk memastikan keamanan pohon-pohon di Samarinda.
"Meski banyak laporan yang masuk melalui surat, media sosial, dan layanan 112, kami tetap selektif dalam meresponsnya. Selain menjaga keselamatan, kami juga memiliki tanggung jawab untuk memperbanyak RTH," jelas Basuni.
DLH mengakui kesadaran masyarakat dalam menjaga penghijauan kota masih perlu ditingkatkan. Sosialisasi terkait Peraturan Daerah (Perda) Nomor 19 Tahun 2013 tentang Penghijauan yang mewajibkan penanaman pohon di depan lahan pemukiman dinilai belum optimal.
"Masyarakat sering kali lebih fokus meminta pohon ditebang karena dianggap mengganggu, tanpa memahami bahwa pohon memiliki peran penting dalam keseimbangan ekosistem kota," kata Basuni.
Ia menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga keamanan dan kelestarian lingkungan, terutama di musim hujan.
"RTH bukan hanya soal estetika, tetapi juga untuk mendukung keindahan dan kelestarian kota. Mari kita bahu-membahu menjaga Samarinda agar tetap asri, aman, dan lestari," tutupnya. (*)