Menteri Perindustrian Sindir Apple Cuma Pikirkan Cuan di Indonesia, Sinyal Good Bye ke iPhone?
Penulis: Rafika
Sabtu, 04 Januari 2025 | 436 views
Ilustrasi iPhone, salah satu produk Apple. (Website Apple)
Presisi.co - Proses negosiasi antara pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan Apple Inc. masih belum menemui titik terang.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan pembicaraan dengan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat tersebut tidak berlangsung mudah. Pasalnya, Apple dinilai lebih berorientasi pada keuntungan bisnisnya semata.
"Negosiasi tidak akan mudah. Apple akan menempatkan kepentingan atau interest mereka, yang kita bisa baca adalah untungnya berapa, cuannya berapa," kata Menperin di Kantornya, Jakarta, Jumat (3/1/2025), sebagaimana diberitakan Suara.com.
Meski demikian, Menperin memastikan pemerintah tetap teguh memegang prinsip untuk kepentingan nasional dalam proses negosiasi.
"Sementara kami, pemerintah, juga punya prinsip-prinsip yang harus kita pegang, yang tidak mungkin kita kesampingkan," katanya pula.
Agus mengungkapkan empat prinsip utama yang menjadi dasar negosiasi yaitu evaluasi investasi Apple di negara lain, perbandingan dengan investasi produsen HKT lainnya di Indonesia, potensi nilai tambah bagi perekonomian, dan dampak pada penyerapan tenaga kerja dalam ekosistem lokal.
Negosiasi yang dijadwalkan berlangsung pada 7-8 Januari di Jakarta ini akan melibatkan perwakilan tinggi dari Apple.
Sebelumnya, Menperin Agus mengatakan untuk ke depannya Apple memiliki dua opsi, yakni membuat pabrik manufaktur di Indonesia melalui negosiasi dengan pihak Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau skema inovasi dengan negosiasi melalui Kementerian Perindustrian.
Ia mengatakan apabila Apple tetap menginginkan untuk menanamkan modal melalui skema inovasi, pihaknya sudah menyiapkan perhitungan teknokratis yang berkeadilan, sehingga izin edar produk Apple yakni iPhone 16 bisa terbit.
"Pemerintah mendorong Apple untuk menggunakan skema pertama, yaitu investasi fasilitas produksi atau pabrik. Hanya saja, Kemenperin mengingatkan bahwa komitmen membangun pabrik tidak bisa disamakan dengan global value chain," katanya. (*)