search

Berita

Habib Jafartahun baru 2025hukum merayakan tahun baru

Bolehkah Umat Islam Rayakan Tahun Baru Masehi? Habib Jafar Jelaskan Hukumnya

Penulis: Rafika
Selasa, 31 Desember 2024 | 153 views
Bolehkah Umat Islam Rayakan Tahun Baru Masehi? Habib Jafar Jelaskan Hukumnya
Habib Jafar. (net)

Presisi.co - Hukum merayakan tahun baru Masehi masih menjadi pertanyaan di benak banyak umat muslim. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Habib Jafar melalui akun Instagram miliknya menjelaskan hukum melakukan perayaan tahun baru Masehi.

Awalnya, Habib Jafar mengajak umat Islam untuk berdoa dan melakukan refleksi, terutama karena pergantian tahun ini bertepatan dengan masuknya Bulan Rajab 1446 Hijriah pada 1 Januari 2025.

“Sebagaimana saat memasuki Rajab kita diajarkan Nabi Muhammad untuk berdoa bagi keberkahan, maka doa itu juga untuk memasuki 2025 agar penuh keberkahan,” tulis Habib Jafar, dikutip Selasa (31/12/2024).

Ia menjelaskan, doa tersebut dianjurkan untuk dipanjatkan pada waktu Maghrib. Selain berdoa untuk keberkahan Rajab, ia juga menyarankan agar umat Islam memanjatkan doa untuk diri sendiri, keluarga, bangsa, hingga mereka yang sedang menghadapi penindasan di berbagai belahan dunia.

“Doa keberkahan Rajab, Sya’ban, dan mohon disampaikan ke Ramadan seperti diajarkan Nabi SAW kita panjatkan Maghrib ini. Kita rangkai dengan doa untuk 2025, untuk diri, keluarga, bangsa, dan seluruh manusia (khususnya yang sedang tertindas),” ujarnya.

Lebih lanjut, Habib Jafar juga menjelaskan hukum memperingati pergantian tahun Masehi. Menurutnya, mayoritas ulama sepakat bahwa merayakan pergantian tahun tidak dilarang, selama tidak dilakukan dengan cara-cara yang sia-sia atau mengandung maksiat.

“Setelah itu, mau bergembira memperingati pergantian tahun Masehi tak apa menurut para ulama, yang penting jangan dengan hal sia-sia atau apalagi maksiat,” jelasnya.

Habib Jafar juga mengingatkan pentingnya memiliki resolusi di tahun baru, yang dalam Islam disebut dengan niat. Ia menekankan bahwa awal tahun adalah momen tepat untuk membuat komitmen agar perjalanan satu tahun ke depan terarah.

“Logis aja, ya kali awal tahun sudah sia-sia dan maksiat, gimana setahun ke depan?! Makanya kita harus punya resolusi. Ia disebut niat dalam Islam,” tambahnya.

Ia juga mengutip ajaran Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan pentingnya niat sebagai bentuk ibadah. “Kata Nabi SAW, niat itu penting dan ibadah. Penting karena jadi komitmen untuk visi kita agar tak melenceng kemana-mana. Ibadah karena meski tak terlaksana telah berpahala seolah melaksanakannya,” katanya.

Habib Jafar juga menegaskan pentingnya memahami tahun Masehi, meskipun umat Islam lebih mengutamakan kalender Hijriyah. Ia menjelaskan bahwa kedua sistem kalender tersebut saling melengkapi dalam kehidupan sehari-hari.

“FYI, Nabi SAW wafat di usia 63 tahun ‘kan kalian tahunya? Tahu nggak kalau itu berdasar Hijriyah? Kalau berdasar Masehi, Nabi SAW wafat di usia 61 tahun. Artinya, memang kita sebenarnya dididik untuk fokus ke Hijriyah. Tapi, tak boleh lupa juga dengan Masehi,” tutupnya. (*)

Editor: Rafika