Penulis: Giovanni Gilbert Anras
Rabu, 23 Oktober 2024 | 428 views
Presisi.co - Seorang petugas Agen BRILink berhasil menggagalkan upaya penipuan yang terjadi pada 21 Oktober 2024, pukul 10.55 WIB. Aksi tersebut terekam dalam CCTV dan dapat dilihat di media sosial X (dulu Twitter).
Pelaku merupakan seorang pria yang mencoba melakukan penarikan tunai senilai Rp 3 juta. Ia berusaha meyakinkan petugas bahwa dana sudah ditransfer. Namun, berkat ketelitian petugas dan penerapan Standard Operational Procedure (SOP), upaya penipuan tersebut berhasil digagalkan.
Awalnya, pelaku datang ke gerai Agen BRILink untuk menarik uang tunai sebesar Rp 3 juta. Ia mengaku telah mentransfer dana dan menunjukkan bukti melalui ponselnya.
Namun, petugas yang sudah terbiasa menghadapi modus seperti ini tidak langsung percaya. Petugas memeriksa dengan seksama dan menemukan bahwa tidak ada mutasi masuk sesuai dengan klaim pelaku.
Sesuai SOP yang diterapkan, petugas Agen BRILink diwajibkan memverifikasi bukti transaksi sebelum memproses penarikan tunai. Karena tidak ada bukti mutasi dana yang valid, permintaan pelaku tidak dapat dipenuhi.
Pelaku pun akhirnya beralasan akan melakukan komplain ke kantor Bank BRI dan meninggalkan lokasi tanpa hasil.
SOP yang diterapkan oleh Agen BRILink memang sangat ketat dalam menjaga keamanan transaksi.
Sebelum penarikan uang, petugas akan terlebih dahulu menghitung jumlah uang yang akan ditarik, dan pelanggan diminta menghitung kembali sebelum meninggalkan gerai. SOP tersebut mencegah segala bentuk penipuan atau klaim setelah transaksi selesai.
Aksi ini mengingatkan bahwa SOP yang diterapkan di seluruh jaringan Agen BRILink tidak hanya melindungi petugas, tetapi juga nasabah dari berbagai modus penipuan yang semakin canggih. Dengan SOP yang ketat, segala bentuk "Mission Impossible" penipuan menjadi betul-betul mustahil dilakukan di gerai BRILink.
Petugas BRILink yang teliti ini telah menjadi contoh bagaimana prosedur standar dapat meminimalisir risiko penipuan dalam transaksi keuangan.
Jadi, jangan coba-coba melakukan “Mission Impossible”, karena memang impossible alias tidak mungkin melakukan tindak penipuan seperti lelaki di CCTV itu. (*)