Penulis: Giovanni Gilbert Anras
Senin, 02 September 2024 | 585 views
Samarinda, Presisi.co – Pengamat Politik Universitas Mulawarman, Iman Surya, menilai bahwa Pilgub Kaltim 2024 akan menjadi ajang demokrasi yang meriah, didorong oleh upaya duet masing-masing pasangan Isran-Hadi dan Rudy-Seno untuk menarik perhatian generasi muda.
Pasangan petahana Isran-Hadi mengusung visi "Kaltim Berdaulat Jilid 2," dengan komitmen untuk melanjutkan pembangunan yang telah mereka rintis, disertai berbagai revisi dan inovasi kebijakan. Di sisi lain, pasangan Rudy-Seno mengusung slogan "Generasi Emas untuk Kaltim Bersinar," yang menekankan pemberdayaan pemuda melalui kebijakan pro-pemuda, dengan tujuan membuktikan bahwa anak muda dapat mencapai kesuksesan seperti mereka.
"Generasi muda adalah penerus demokrasi di Indonesia yang harus mendapatkan perhatian serius," ujar Iman Surya.
Rudy Mas'ud, seorang pengusaha muda yang juga berkiprah di dunia politik, diharapkan dapat memanfaatkan pengalamannya untuk mendorong kebijakan yang memberdayakan pemuda, terutama melalui pendekatan kewirausahaan.
"Rudy ingin mendekatkan dirinya dengan pemuda melalui pendekatan kewirausahaan dalam pembangunan Kaltim ke depan. Sebagai pengusaha sekaligus ketua partai, ini menjadi semangat utama yang ia bawa," tambah Iman.
Strategi kreatif menjadi kunci dalam kampanye Pilgub Kaltim kali ini. Isran, misalnya, telah mengajak kreator konten muda untuk terlibat dalam kampanyenya, sebagai upaya mendekati pemilih muda melalui teknologi dan media sosial. Rudy Mas'ud, yang pernah menjabat sebagai anggota DPR RI, juga diyakini akan menerapkan strategi serupa untuk menarik perhatian generasi muda.
Mengutip teori Alvin Toffler, Iman menegaskan, "Kita berada dalam fase teknologi, fase terakhir dari evolusi manusia. Siapa yang menguasai teknologi, dialah pemenangnya."
Uniknya, simbol-simbol kampanye menjadi elemen penting saat kedua pasangan mendaftarkan diri ke KPU. Isran-Hadi, misalnya, memilih berjalan kaki dengan diiringi partisipan saat mendaftar pada 28 Agustus lalu, sementara Rudy-Seno memilih menaiki angkot. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk menunjukkan kedekatan mereka dengan rakyat.
"Dari sudut pandang ilmu sosial, ada yang disebut dengan framing dan branding. Intinya, bagaimana mereka menceritakan apa yang sudah mereka kerjakan dan menyampaikannya kepada publik," jelas Iman.
Namun, publik masih menanti apakah simbol-simbol yang ditampilkan dalam kampanye ini akan terefleksi dalam kebijakan nyata jika mereka terpilih nanti. Masyarakat Kaltim berharap memiliki pemimpin yang tidak hanya muncul saat kampanye, tetapi juga konsisten memperjuangkan kesejahteraan mereka setelah terpilih.
Dengan kedua pasangan calon memiliki visi dan misi yang sama-sama kuat namun dengan pendekatan yang berbeda, Pilkada Kaltim 2024 diperkirakan akan berlangsung ketat. Pertanyaan siapa yang akan memenangkan hati masyarakat Kaltim akan terjawab pada 27 November 2024 mendatang.