Shin Tae-yong Pernah Pulangkan 10 Pemain Timnas Indonesia Gegara Berani Lakukan Hal Ini
Penulis: Rafika
Jumat, 30 Agustus 2024 | 360 views
Presisi.co - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengaku pernah memulangkan 10 anak sisiknya akibat ketahuan terlambat dan berbohong.
Hal ini diungkapkan pria asal Korea Selatan tersebut dalam wawancara yang diunggah di akun YouTube Jenius Rehabilitasi Yoon Cheon Jae, Rabu (28/8/2024).
Shin Tae-yong mengakui dirinya sangat membenci tipe pemain yang berbohong. Oleh sebab itu, dirinya tak segan-segan untuk memulangkan pemain yang ketahuan berbohong.
"Sekitar 10 pemain diusir karena masalah ini. Aturan nomor satu, jika berbohong, langsung keluar. Saya mengumumkannya dengan jelas," tuturnya, disadur dari CNN Indonesia.
Salah satu kelakuan pemain Timnas yang membuatnya geleng-geleng kepala adalah berbohong bahwa kakeknya meninggal dunia. Padahal, sang kakek muncul di lapangan dua minggu kemudian.
"Ada juga pemain lain yang mengaku kakeknya meninggal. Tapi dua pekan kemudian kakeknya muncul di lapangan. Astaga," ucap STY.
Selain itu, ada juga seorang pemain yang mendadak meninggalkan tim padahal kala itu mereka sedang menjalani pemusatan latihan atau TC.
Shin Tae-yong menyadari ketidakhadiran pemain tersebut saat tim sedang sarapan bersama. Rupanya, pemain tersebut telah meninggalkan lokasi TC sejak dini hari.
"Tanpa memberi tahu pelatih. Padahal ini dalam pelatihan timnas, tapi ia pergi begitu saja karena kakeknya meninggal. Biasanya tidak pernah terjadi hal seperti itu. Bagian ini yang saya tidak paham," tutur Shin Tae-yong.
Di lain sisi, Shin Tae-yong juga cukup tegas dalam hal kedisiplinan waktu. Ia mengungkapkan sekitar 10 hingga 12 pemain pernah dipulangkannya lantaran telat datang ke bus untuk berangkat ke bandaramenuju Eropa.
"Malam ini pukul 21.50 malam kami harus terbang ke Eropa. Tetapi para pemain mungkin berpikir pelatih tidak mungkin menyuruh kami pulang kalau mereka terlambat," kata STY.
"Langsung saja ada sekitar sepuluh hingga 12 pemain yang akhirnya pulang ke rumah dan batal terbang ke Eropa. Artinya berita ini menyebar dari mulut ke mulut dan akhirnya tidak ada yang melakukan itu lagi," tambahnya. (*)