Penulis: Rafika
Presisi.co - Wanita tertua di dunia, Maria Branyas Morera, mengembuskan napas terakhirnya di usia 117 tahun, pada Senin, 19 Agustus 2024. Wanita kelahiran Amerika Serikat tahun 1907 itu selamat dari dua perang dunia, Perang Saudara Spanyol, hingga pandemi COVID-19.
Kabar duka ini dibagikan oleh keluarga Branyas melalui akun jejaring sosial X pada hari Selasa. Menurut pernyataan keluarganya, Branyas meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya tanpa rasa sakit, sesuai dengan keinginannya.
Selama dua dekade terakhir ini, Branyas tinggal di panti jompo Santa Maria del Tura di Olot, Spanyol. Baru-baru ini, fisik Branyas memang menunjukkan tanda-tanda "lemah" menurut posting terakhir yang diunggah pada hari Selasa di akun media sosialnya yang dikelola oleh keluarganya.
Branyas lahir di San Fransisco, 4 Maret 1907. Pada tahun 1915, ia dan ibunya kembali ke Spanyol saat Perang Dunia I sedang berlangsung.
Ia menetap di Barcelona dan menikah pada tahun 1931. Branyas dan suaminya yang merupakan seorang dokter, Joan Moret, dikaruniai tiga orang anak.
Selama Perang Saudara Spanyol berlangsung, Branyas menjadi asisten Joan Moret untuk membantu merawat tentara-tentara yang terluka.
Meski melewati berbagai peristiwa sejarah dalam hidupnya, Branyas mampu menjaga kesehatan dan pikirannya dengan jernih hingga akhir hayat.
Branyas sempat terpapar virus COVID-19 ketika pandemi masih berlangsung. Namun, kesehatannya membaik hanya dalam beberapa hari. Hal itu menjadikannya sebagai salah satu penyintas COVID-19 tertua di dunia.
Tim dari Universitas Barcelona yang meneliti genetika Branyas menemukan bahwa kesehatannya secara umum sangat baik tanpa penyakit kardiovaskular, meski memiliki masalah pendengaran dan mobilitas.
Branyas diakui sebagai orang tertua di dunia pada Januari 2023 menurut Guinness World Records. Ia menggantikan biarawati Prancis Lucile Randon yang meninggal pada usia 118 tahun.
Usai kepergian Branyas, rekor orang tertua di dunia kini dipegang oleh Tomiko Itooka dari Jepang, yang saat ini berusia 116 tahun. (*)
Editor: Rafika
