Pentingnya Ruang Diskusi untuk Menyentuh Kesadaran Politik Generasi Muda
Penulis: Rafika
Selasa, 02 Juli 2024 | 575 views
Samarinda, Presisi.co - Pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan berlangsung pada 27 November mendatang. Kesadaran politik masyarakat menjadi salah satu aspek krusial dalam menentukan kesuksesan pesta demokrasi lima tahunan itu. Tak terkecuali kesadaran generasi muda.
Generasi muda yang terdiri dari Milenial dan Gen Z memiliki peran besar untuk memilih pemimpin yang akan menentukan masa depan bangsa.
Apalagi, total populasi Gen Z dan Milenial di Indonesia berjumlah sekitar 53,81 persen menurut sensus yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023.
Akademisi Universitas Mulawarman (Unmul), Sri Murlianti mengatakan, kepedulian generasi muda, khususnya mahasiswa, semakin menurun terhadap isu-isu politik.
Hal ini dilihat Sri dari semakin sedikitnya mahasiswa yang berdiskusi mengenai persoalan-persoalan aktual bangsa dan masyarakat di lingkungan kampus.
“Jadi dari diskusi turun ke masyarakat, berpikir bersama masyarakat, itu hampir enggak ketemu di mahasiswa sekarang,” terangnya saat ditemui Presisi.co, Selasa (2/7/2024).
Ia menambahkan, diskusi publik di kampus-kampus kian jarang terlihat. Padahal, mahasiswa memiliki akses menggelar diskusi publik, khususnya untuk mengkaji visi misi dari calon yang akan maju di pemilu maupun pilkada.
“Seharusnya ada diskusi-diskusi publik yang maraton dan tidak terputus. Bagaimana kekuasaan tertinggi masyarakat dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, pembentukan keputusan, memilih pemimpin, itu tidak pernah digali lagi sungguh-sungguh,” urainya.
Oleh sebab itu, ia menyebut pendidikan politik harus dimulai sejak seseorang duduk di bangku sekolah. Sri menyebut paling tidak sebelum seseorang berusia 17 tahun dan mempunyai hak pilih, ia sudah harus dibekali dengan pendidikan politik.
“Pendidikan politik bukan hanya secara teoritis. Tapi bagaimana kita mempergunakan hak kita untuk memastikan bahwa satu suara itu sangat berharga untuk menentukan orang yang layak (memimpin),” jelas perempuan asal Boyolali itu.
Tak hanya pendidikan politik, Sri mengatakan anak muda juga harus dibekali dengan pengetahuan sejarah dunia untuk menumbuhkan kesadaran politik mereka.
“Belajar sejarah dunia sangat penting untuk anak muda supaya dia ngerti hidup dalam konteks ekonomi politik seperti apa di masa sekarang ini,” tuturnya.
Selain itu, Sri menuturkan kemahiran Gen Z dalam menggunakan teknologi harus dimanfaatkan untuk mengadakan diskusi-diskusi publik yang berkaitan dengan politik secara daring.
“Pertemuan atau diskusi itu bisa online bahkan dengan orang seluruh dunia. Kemudian diikuti dengan melakukan aksi nyata di dunia nyata,” ucap Sri.
Menurutnya, pendidikan politik dan diskusi publik yang diinisiasi generasi muda, jika dilakukan secara masif, maka akan menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa pilihan politik mereka memiliki dampak besar terhadap setiap aspek kehidupan.
“Karena itu menentukan kehidupan kita sehari-hari dari ujung rambut sampai ujung kaki ditentukan politik, tapi jarang disadari,” tutupnya. (*)